Diberdayakan oleh Blogger.









'

Racing

OSIS

Prestasi Siswa

Cerpen Siswa

LABEL

Artikel

Ekspedisi Kali Kuning 2

Kami brangkat pada hari sabtu tgl 20 juni 2009… Bersama 15 anak dan 3 pembimbing.. hari itu matahari sangat terik membuat dahaga makin meringkik tapi smangat tetap berkobar pasti.. Kami berkumpul di sekolah tepat jam 2.. Sebelum berangkat menuju lokasi kami terhibur dengan kedatangan teh nini dan berkesempatan untuk foto bersama beliau.. ini tak pernah ku alami sebelum nya.. Kami siap untuk berangkat,kami berjalan menuju terminal untuk mencari bis jurusan kali urang.. Kami berjalan sangat jauh dalam kurun waktu kurang lebih setengah jam dengan sengatan panas matahari yang begitu mengesalkan.. Berjalan berderetan seperti kurcaci kepanasan.. tak apa kurasa demi kepuasan yang akan datang.. Sesampainya di terminal..Kami sungguh lega akhirnya tiba juga kami pada tujuan permula’an.. sampailah kami diterminal Giwangan Bantul..Kami tiba disana tepat adzan ashar berkumandang..Tetapi ternyata seharus nya kami menunggu bis di depan sekolah pada jalur 7 yang kemudian menaiki angkot jk-kaliurang.. karna diterminal bis jurusan kali urang harus di tunggu sangat lama..

Melanjutkan perjalanan..Dalam perjalanan kami tidur sepulas nya.. hingga ku dengar hp salah satu pembimbing hilang..Hp ust.Toni HILANG !Kami semua sangat cemas tapi mungkin itu takdir dari tuhan yang telah di atur olehNya..Mari kita do’akan semoga ust.Toni mendapat penggantinya yang lebih baik.. Amien.. Sesampai nya di sana..Kami berjalan dari tempat pemberhentian bis yang tak terlalu jauh dari lokasi..Ketika sampai lokasi Kali Kuning SUBHANALLAH.. aku takjub melihat panorama nya yang sangat asri.. pohon tinggi menjulang gagah.. angin sejuk meniup lembut.. aliran sungai mungil tampak jernih.. air mengalir jauh.. Jembatan panjang kokoh berdiri.. Merapi terlihat jelas di depan mata ku.. Maha besar ALLAh atas segala cipta’an Nya..Setelah cukup menikmati indah nya alam kami langsung mendirikan tenda hingga masuk waktu maghrib kami lekas berwudu..

Setelah sholat maghrib inila sa’at yang paling di tunggu-tunggu.. “Makan Malam” yeah I Like it..
Walau kita gak punya bahan makanan kecuali satu buah pop mie u/ 4 orang [ida..vivi..vinda..huDzai] Syukur Alhamdulillah pembimbing kita sangat dermawan.. usatadz ngasi kita makanan buat di makan bersama-sama.. terima kasi Guru Ku… 

Acara Inti..Menurut saya acara terpenting dalam rihlah ini adalah Perpisahan dengan ustadz ustadzah yang pada tahun ajaran baru mendatang tidak dapat mengajar kami dengan berbagai alas an.. Di awali oleh nasehat dari ust . Toni sebagai pembimbing pramuka kami.. dilanjutkan oleh ust. Emil yang membawakan nasehat nya dengan sangat kocak dan menghibur.. dan di akhiri oleh ustadzah Ade yang ternyata beliau juga tidak dapat mengajar siswa siswi SMPIT karna harus pulang ke tempat asal nya setelah hamper menyelesaikan study nya..
“ USTADZ USTADZAH KU TERIMA KASIH TLAH MEMBIMBING KAMI DO’AKAN KAMI MENJDI ANAK YANG TA’AT & B’IMAN.. amien

Malam mulai larut…
Ketika bintang bertaburan..angin berhembus makin kencang dingin nya tak tertahan membekukan nyali bila tak cepat berselimut dalam dingin nya malam pegunungan..
Pada pukul 9 malam kami memutuskan untuk bergegas tidu lelap.. tapi hingga pagi menjalang keinginan itu tak bisa kuwujudkan dingin menusuk hingga ke tulang.. ku habiskan waktu ku untuk menggigil di sepanjang malam..

Fajar mulai menyingsing :
Akhir nya malam menakutkan itu berakir.. Kami lekas berwudu untk menunaikan shalat subuh.. wah aku tak tahan menyentuh dingin nya air sungai.. perlahan ku berwudhu hingga membekukan ku… Akhir nya sinar matahari mulai terlihat hangat lega nya hati ku…

Kegiatan Kegiatan :
Pada pagi hari nya kami awali acara kami dengan olah raga pagi.. kami mendapat tugas untuk bekenalan dengan anak-anak siswa dari SMPN 1 SLEMAN yang juga sedang berkemah di tempat yang sama…Setelah itu kami lanjutkan dengan RAPLING .. Kami di beri kesempatan untuk melakukan rapling sepuas kami.. dari pagi hari hingga siang terik… Woa tentunya kami puas sekali…

Kami semua merasa lelah dengan kegiatan-kegiatan yang mengasyikkan ini dan kami senaaangg
Dan akhir nya…Waktu nya telah habis.. mari pulang.. Perjalanan Pulang…
Wah akhir nya sudah waktu nya untuk pulang… Setelah merobohkan tenda dan packing kami langsung berbaris menuju pintu gerbang karena disana rupa nya sudah ada yang menunggu kami…Waa bangga nya aku menaiki angkot merah gagah…Trimakasih yak arena sudah mengantar kami sampai tiba di depan sekolah…sLamat wal afiat Di perjalanan tak ada seorang pun diantara kami yang tak tertidur pulas… dengan jok kursi yang empuk dan AC alami yang berhembus menggoda kami untuk menutup mata meluapkan rasa lelah…

Ketika ku buka mata waa sudah sampai jogja… Tak berapa lama kami tiba di depan sekolah…
Ku gendong tas merah ku beranjak pulang kerumah…


Exspedisi Puncak Gunung Sindoro

Segala puji bagi Allah SWT, yang menciptakan bumi dan seluruh alam raya dan memeliharanya. Hanya kepada-Nya kita menyembah, memohon ampunan dan memohon pertolongan. Sholawat beriring salam kita sampaikan pada kudwah hasanah Rosululloh SAW. Yang telah mengajarkan bagaimana membina jasad, ruh dan fikir kita sehingga dapat tampil sebagai umat terbaik di setiap jaman. Berawal dari satu obsesi yaitu ingin menampilkan dan mencetak satu generasi terbaik di jaman ini maka lahirlah satu wadah di sekolah kita ini yaitu ABU BAKAR ADVENTURE TEAM. Di mana di dalamnya kelak akan terbina jasad-jasad yang kuat, fikir-fikir yang cerdas, ruhani-ruhani yang mantap ,yang kemudian dapat memberikan kontribusi yang baik tidak hanya pada diri siswa pribadi, keluarga, tetapi juga pada sekolah dan lebih jauh lagi pada negara dan agama kita ,agama islam. Adapun model pembinaan yang coba ditawarkan oleh ABU BAKAR ADVENTURE TEAM adalah: Untuk pembinaan jasadi, kami tempa peserta didik melalui agenda rutin lari-lari, long march, dan mendaki gunung. Kemudian pembinaan dalam aspek fikriyah kami tempa melalui kegiatan belajar mengajar yang dilakukan rutin di setiap pekannya yaitu hari rabu sore pukul 16.00-17.00 wib, di lingkungan sekolah. Serta pembinaan dari aspek ruhiyah kami lakukan pada waktu kegiatan ekspedisi. Adapun semua ini kami lakukan tidak lain adalah karena ingin mencari ridho Alloh semata, sekaligus ingin mencetak 4 regu inti bagi SMP IT ABU BAKAR yang senantiasa siap untuk mewakili sekolah dalam event apapun dan di manapun. Salah satu usaha nyata dalam yang dapat dan coba dilakukan oleh ABU BAKAR ADVENTURE TEAM adalah dengan menyelenggarakan kembali kegiatan ekspedisi. Mengapa kemudian pilihan kegiatan yang dipilih adalah ekspedisi, ialah karena dalam ekspedisi waktu interaksi antara pembina dan peserta didik relatif panjang, kedua dalam ekspedisi semua aspek dalam pembinaan yaitu aspek jasadi, fikri dan ruhiyah itu dapat tercover dalam satu kegiatan ini. Ketiga dalam ekspedisi semua model pembelajaran adalah bersifat aplikatif sehingga Insya Aalloh kemanfaatan dari point demi point dari acara ini bisa langsung terlihat pada diri peserta. Adapun semua tahapan dalam penyiapan calon peserta ekspedisi sudah kami lakukan jauh-jauh hari, baik dari sisi fisik/jasad, fikir (skill pengetahuan seputar adventure dan semua seluk-beluk di dalamnya) dan aspek ruhiyah , sehingga calon peserta memang yang benar-benar kompeten sajalah yang dapat ikut dalam ekspedisi kali ini .
Untuk yang ketiga kalinya, Insya Allah ABA akan mengadakan ekspedisi ke Puncak Gunung Sindoro yang berlokasi di Kota Wonosobo dengan ketinggian 3150 mdpl, kegiatan ini guna mengisi liburan akhir semester yang insya allah akan diadakan tanggal 28-30 Juni 2009, dan diikuti oleh siswa dan siswi SMP IT ABU BAKAR, sebelumnya kita sudah merencanakan untuk Ekspedisi ke Puncak Slamet, dikarenakan Kondisi gunung ini batuk-batuk alias dalam kondisi Siaga, akhirnya kita mengalihkan ke Gunung yang lain, dan kebetulan ada salah satu ustadz kita yang berasal dari Wonosobo, yaitu ust Adi Enggar, dan Insya Allah rumah beliau akan kita jadikan Base Camp sementara sebelum pendakian ke Puncak Gunung Sindoro, harapan kami dengan acara ini, anak-anak mempunyai pengalaman dalam mencintai alam, skill yang kuat

Kenapa Mendaki Gunung?

Mendaki gunung seperti kegiatan petualangan lainnya merupakan sebuah aktivitas olahraga berat. Kegiatan itu memerlukan kondisi kebugaran pendaki yang prima. Bedanya dengan olahraga yang lain, mendaki gunung dilakukan di tengah alam terbuka yang liar, sebuah lingkungan yang sesungguhnya bukan habitat manusia, apalagi anak kota.Pendaki yang baik sadar adanya bahaya yang bakal menghadang dalam aktivitasnya yang diistilahkan dengan bahaya obyektif dan bahaya subyektif. Bahaya obyektif adalah bahaya yang datang dari sifat-sifat alam itu sendiri. Misalnya saja gunung memiliki suhu udara yang lebih dingin ditambah angin yang membekukan, adanya hujan tanpa tempat berteduh, kecuraman permukaan yang dapat menyebabkan orang tergelincir sekaligus berisiko jatuhnya batu-batuan, dan malam yang gelap pekat. Sifat bahaya tersebut tidak dapat diubah manusia.
Hanya saja, sering kali pendaki pemula menganggap mendaki gunung sebagai rekreasi biasa. Apalagi untuk gunung-gunung populer dan mudah didaki, seperti Gede, Pangrango atau Salak. Akibatnya, mereka lalai dengan persiapan fisik maupun perlengkapan pendakian. Tidak jarang di antara tubuh mereka hanya berlapiskan kaus oblong dengan bekal biskuit atau air ala kadarnya.
Meski tidak dapat diubah, sebenarnya pendaki dapat mengurangi dampak negatifnya. Misalnya dengan membawa baju hangat dan jaket tebal untuk melindungi diri dari dinginnya udara. Membawa tenda untuk melindungi diri dari hujan bila berkemah, membawa lampu senter, dan sebagainya.
Sementara bahaya subyektif datangnya dari diri orang itu sendiri, yaitu seberapa siap dia dapat mendaki gunung. Apakah dia cukup sehat, cukup kuat, pengetahuannya tentang peta kompas memadai (karena tidak ada rambu-rambu lalu lintas di gunung), dan sebagainya.
Sebagai gambaran, Badan SAR Nasional mendata bahwa dari bulan Januari 1998 sampai dengan April 2001 tercatat 47 korban pendakian gunung di Indonesia yang terdiri dari 10 orang meninggal, 8 orang hilang, 29 orang selamat, 2 orang luka berat dan 1 orang luka ringan, dari seluruh pendakian yang tercatat (Badan SAR Nasional, 2001).
Data lain, sejak tahun 1969 sampai 2001, gunung Gede dan Pangrango di Jawa Barat telah memakan korban jiwa sebanyak 34 orang. Selanjutnya, dari 4000 orang yang berusaha mendaki puncak Everest sebagai puncak gunung tertinggi di dunia, hanya 400 orang yang berhasil mencapai puncak dan sekitar 100 orang meninggal. Rata-rata kecelakaan yang terjadi pada pendakian dibawah 8000 m telah tercatat sebanyak 25% pada setiap periode pendakian.
Memang, mendaki gunung memiliki unsur petualangan. Petualangan adalah sebagai satu bentuk pikiran yang mulai dengan perasaan tidak pasti mengenai hasil perjalanan dan selalu berakhir dengan perasaan puas karena suksesnya perjalanan tersebut. Perasaan yang muncul saat bertualang adalah rasa takut menghadapi bahaya secara fisik atau psikologis. Tanpa adanya rasa takut maka tidak ada petualangan karena tidak ada pula tantangan.
Seperti yang dinyatakan dalam data harian Kompas, tercatat dari 50 orang yang pernah tertimpa musibah dalam pendakian gunung Semeru, Jawa Tengah, 24 orang dinyatakan tewas, dua orang hilang, 10 orang luka-luka, dan empat orang selamat.
Banyaknya kecelakaan dan hambatan yang kerap dialami oleh orang yang mendaki gunung, tidak membuat para pendaki berhenti melakukan pendakian. Data terakhir menyatakan bahwa pada bulan Juli 2002 masih dilakukan pendakian oleh sepuluh pendaki gunung asal Bandung menuju gunung Slamet. Pendakian tersebut menyebabkan kesepuluh pendaki gunung tersebut hilang sehingga diperbantukan sebanyak 24 orang anggota Tim SAR Polres Purbalingga dan gabungan pecinta alam dari Purwokerto diterjunkan ke lokasi untuk mencari para pendaki gunung tersebut. Bahkan yang terbaru dalam kasus kecelakaan di gunung yaitu hilangnya 3 mahasiswa Bandung di gunung batur Bali pada akhir tahun 2007.
Risiko mendaki gunung yang tinggi, tidak menghalangi para pendaki untuk tetap melanjutan pendakian, karena Zuckerma menyatakan bahwa para pendaki gunung memiliki kecenderungan sensation seeking [pemburuan sensasi] tinggi. Para sensation seeker menganggap dan menerima risiko sebagai nilai atau harga dari sesuatu yang didapatkan dari sensasi atau pengalaman itu sendiri. Pengalaman-pengalaman yang menyenangkan maupun kurang menyenangkan tersebut membentuk self-esteem [kebanggaan /kepercayaan diri].
Pengalaman-pengalaman ini selanjutnya menimbulkan perasaan individu tentang dirinya, baik perasaan positif maupun perasaan negatif. Perjalanan pendakian yang dilakukan oleh para pendaki menghasilkan pengalaman, yaitu pengalaman keberhasilan dan sukses mendaki gunung, atau gagal mendaki gunung. Kesuksesan yang merupakan faktor penunjang tinggi rendahnya self-esteem, merupakan bagian dari pengalaman para pendaki dalam mendaki gunung.
Fenomena yang terjadi adalah apakah mendaki gunung bagi para pendaki merupakan sensation seeking untuk meningkatkan self-esteem mereka? Selanjutnya, sensation seeking bagi para pendaki gunung kemungkinan memiliki hubungan dengan self-esteem pendaki tersebut. Karena pengalaman yang dialami para pendaki dalam pendakian dapat berupa keberhasilan maupun kegagalan.
Sumber : http://www.mapala-upn-yk.org

A Trip Go To The Peak Of Suroloyo 2

By: Ust. Nuril Huda, S.Ei

(Epiode 1)
Pagi yang cerah menyambut kami tepat di hari Selasa 28 April 2009, Tim ABA telah siap berkumpul di halaman sekolah, karena pesertanya kelas 7 dan 8 bukannya untuk persiapan Ujian Akhir Nasioal (UAN) tapi kami akan Trip Go To The Peak Of Suroloyo, yeah … Tepat jam 7.00 WIB, kami dah bersiap dan Ust. Fuady Telah mewanti-wanti “ketika Bel UAN berbunyi semua harus Sunyi ya!,” begitu katanya. Makanya daripada kami tetep treak-treak norak yel-yel ga jelas, lebih baik langsung aja kami cabut on foot ke terminal, yup awal pemanasan yang emang panas, ga sampe 60 Menit kita dah sampe di Terminal Giwangan, deru mobil ma asepnya bercapur tereakan Kenek entah Calo menyambut kami, tak terkecuali pandangan dan senyuman dari calon penumpang laen juga ga ketinggalan karena liat penampilan kita yang beda.Dan hap, sekali lompat kami dah duduk maniz di Bus PO Cemara Tunggal Route Jogja- Borobudur, dan dalam hitungan menit bus sudah melaju membelah aspal ringroad dan bagi Bendahara, ini saatnya beraksi ups bertugas kali ya….. dan Ust. Emil-pun mulai melancarkan rayuan gombal untuk sang Kondektur terhormat dalam rangka menekan tarif semurah mungkin, berhubung ini rombongan he…he… coz kalo sendirian naik bus, ga bakal deh berani nawar sebegitunya, akhirnya setelah seluruh daya dan upaya kita tempuh, kita Deal 19 orang Jogja-Borobudur hanya Rp. 125.000,- yg berarti per Orang Cuma kena tariff -+ Rp. 5.600 saja, padahal kalo regular sekitar Rp. 9.000 berarti kita hemat 3400 x 19 = Rp. 30. 600,- YES, Tugas pertama Bendahara sukses dengan selamat.
Eit, nanti dulu, Dengan begitu bukan berarti beres, mungkin gara-gara Ust. Emil “kualat” ma Kondektur, setelah beberapa saat suasana hening, kemudian ada seorang bapak penumpang yg naik, setelah tengok kiri kanan mencari seseorang tanpa ba bi bu bapak tsb langsung nyodorin deh sejumlah uang ke orang yang tepat yaitu Kondektur, sambil Berkata “ Nih mas Ongkosnya”, dengan ekspresi campuran antara bengong, bingung ma culun Ust. Emil Jawab “Kondekturnya bukan saya pak”. Akhirnya kita semua yang liat kejadian itu terbahak wak kak kak kkkkkkk, lumayan buat nyegerin suasana daripada mabok darat.
Akhirnya sampai di Terminal Borobudur sekitar jam 9.00 WIB setelah melengkapi perbekalan secukupnya dan Shalat Dhuha, akhirnya kita ambil Start untuk memualai perjalanan. Aspal panas-pun kita lewati dengan ikhlas walau rasa haus terasa makin beringas hingga kita mulai menaiki tangga bukit yang panas pula, dan inilah awal penderitaan kita siang itu, Saya sendiri (nuril) yang biasanya baik-baik saja mulai mual, dalam hati “mungkin bawaan Maag”, pandangan mulai agak kabur, lemes en kepala snut2. Ya Allah, Asli ketika itu saya benar-benar merasa alergi ma panas (sok biasa di T4 dingin), ternyata bukan hanya saya yang lemes tapi yang lain juga, waduh-waduh bener- bener asli panasnya, dan perkiraan kita yang tadinya 2-3jam sampe puncak mulai meleset. Setelah istirahat beberapa kali dan berkali-kali istirahat, sekitar jam 14.00 kita sampe di Pos, yaitu sebuah Musholla mungil nan seserhana, sapu sederhana dan tempat wudhu serta Kamar Mandi yang unik di kaki bukit (ada di Foto), benar-benar natural serasa di tahun awal kemerdekaan (sok tau).
Setelah -+1jam Istirahat kita merasa lebih segar, karna selain dah Shalat, makan bekal, kita juga disuguhi buah Duku pula yang langsung dipetik dari pohon, wow rasanya benar-benar masam dan segar, lumayan buat melekin mata, dan perjalanan kita lanjutkan, suasana sudah lebih sejuk karena puncak panas matahari telah berlalu, dan akhirnya sekitar pukul 17.00 WIB Kita semua telah berkumpul di Puncak Suroloyo. Puncak Nan Indah ketika Sun Set itu menyambut kami dengan terpaan angin Selatan dan gumpalan kabut yang sesekali datang, dan malam itu begitu Indah dengan Pemandangan Bintang yang gemerlapan di langit, bulan sabit yang terselip, dan mata kami pun enggan berkedip, katika kami pandang ke Bawah Lampu malam kota Magelang gemerlapan, begitu pula kota Jogja yang tampak keemasan dari kajauhan, benar-benar malam yang sempurna nan penuh kesan, Oh Suroloyo. Tak terlupakan, tempat diantara 2 Alam, loh loh … 2 alam ??? (to Be Continued)….

Ekspedisi Puncak Suroloyo 2

Magelang, 30 April 2009. Dalam mengisi liburan 4 hari, dikarenakan kelas 3 ujian UNAS, team ABA mengadakan Ekspedisi Suroloyo 2, ekspedisi kali ini diikuti 15 siswa dan 4 pendamping, perjalanan dimulai dari sekolah pukul 07.00 seperti biasanya kita jalan kaki terdahulu meunuju Terminal Giwangan-Terminal Borobudur dari sana kita mulai Start sekitar pukul 09.00 pendakian siang hari ternyata membutuhkan ekstra tenaga yang lebih, dikarenakan cuaca yang sangat panas sehingga dari para peserta baik anak-anak maupun pembina banyak yang kelelahan, tapi Alhamdulillah sampai di atas puncak desa kita sampai pukul 14.00, istirahat sholat selesai kam lanjutkan menuju puncak suryoloyo, sampai diatas pemandangan begitu indah, sunset begtu indah dari atas puncak, dan keadaan semakin dingin kami harus segera mendirikan tenda, untuk siswa putrid, sedangkan siswa putra beratapkan langit, hembusan angin di atas puncak begitu keras sehingga agak membuat kami kedinginan, setelah memasak mie dan menikmati indahnya kota Magelang dimalam hari kami lanjutkan istirahat dan kembali pulang tepat pukul 06.30, perjalanan kami lanjutkan ke Candi Borobudor

Ekspedisi Gunung Slamet

Yogyakarta, 7 Maret 2009. Ekspedisi kali ini hanya diikuti 3 Instruktur ABA, mereka adalah Ust Toni, Ust Astika dan Ust Emil. Perjalanan dimulai dari SMP IT ABY pukul 07.00 wib, ekspedisi kali ini bertujuan survey lapangan karena pada liburan sekolah pertengahan tahun nanti insya allah akan mengadakan pendakian masal dengan anak-anak ABA, Best of The Best hanyalah mereka yang bisa mengikuti pendakian nantinya, ROAD TO SLAMET MOUNT 2009 itulah nama pendakian kita nanti yang insya allah kita selenggarakan. Sesampai di Terminal Purwakarta sekitar pukul 12.15 perjalanan kita lanjutkan ke Terminal Bobotsari, dalam perjalanan ke Terminal yang penuh sesak dengan penumpang membuat badan semakin panas, dalan perjalanan kami melihat seorang kakek yang berdiri tidak mendapatkan duduk, hati ini merasa kasihan, akhirnya kami mempersilakan beliau untuk menempati duduk kami, sekitar hamper 1 jam perjalanan dari terminal purwakarta, sampailah di terminal bobot sari, sesampai disana kita ditawari angkutan pedesaan, 3 orang 60 ribu, menurut kami sangatlah mahal padahal perorang hanya 10 ribu jika normal, dalam perjalanan ke desa bambangan sebuah desa yang dipakai para pendaki untuk start sebelum melakukan pendakian, kami melihat hamparan bukit-bukit yang indah hawa sejuk udara begitu merasuk, walau kepala ini pusing mungkin karena terlalu lama berdiri karena mengalah dan kasihan melihat kakek yang tidak mendapatkan tempat duduk, dan Alhamdulillah kita sampai di basecamp sekitar pukul 15.00 dan disana sudah ada beberapa pendaki dari tangerang dan purwakarta. Sambutan hangat dan keakraban seolah teman sendiri dan sudah lama kenal, itulah yang kami rasakan dari pendaki-pendaki yang sudah datang duluan, setelah bersitirahat kami sempatkan mengobrol dengan mereka bertukar pengalaman dan berbagi cerita, ada hal yang lucu dan menurut saya sangat lucu jika mengingat rasanya ingin ketewa sendiri, setelah saya mulai pembicaraan untuk berkenalan dengan para pendaki dari tangerang ini pertanyaan pertama saya adalah: “ini dari organisasi mana mas?” salah satu dari mereka menjawab “oh tidak... ini tidak dari mana-mana, Cuma dari PURPALA kok Mas...”. Dalam hati saya sempat bertanya apa ya artinya, dan belum sempat bertanya mereka menjawab “Pura-pura pecinta alam” akhirnya tawa kamipun meledak. Tanpa bisa berhenti....
Pukul 16.00 rombongan mereka memutuskan untuk melanjutkan pendakian, dan rombongan ketua selang 1 jam berikutnya juga demikian, tetapi kami memutuskan setelah magrib untuk berangkat, paling tidak bisa sholat terlebih dahulu, tepat pukul 18.30 kami mulai pendakian ke Gunung Slamet gunung tertinggi pertama di jawa tengah dan kedua di jawa setelah semeru dengan ketinggian 3428 mdpl (meter diatas permukaan laut) sesampai di Pos kita belok kiri (seharusnya kanan) sempat tersasar beberapa meter, akhirnya kami kembali ke jalur semula, awal perjalan yang kami jumpai hanyalah ladang dan sawah yang ditanami buah-buahan dan sayuran, kemudian kami menemukan hutan cemara, dan kami mengira sudah mulai memasuki kawasan hutan, tanpa disangkan setelah kami berjalan hamper 1 jam ternyata kami masih menjumpai ladang dan sawah, subhanallah perasaan berjalan sudah ngos-ngosan, ternyata baru dimulai. Dalam perjalanan kami al-hamdulillah bulan purnama seolah menemani kami, lebatnya hutan gunung slamet menjadi agak terbantu dengan terangnya sinar bulan purnama, tak lama kemudian kami mulai menyusul teman-teman yang berangkat duluan, setiap 1 jam kami istirahat kurang lebih 3-5 menit, tinggi dan lebatnya hutan gunung slamet ternyata membuat kami agak kewalahan, tepat pukul 2 malam kita sudah sampai di POS 5, satu-satunya pos yang terdapat mata airnya, dinginnya malam membuat kami harus segera mendirika tenda DOM, ada yang berbeda ketika kami mendirikan DOM ini karena beda dengan DOM yang lain, yang penting berdiri dan kami harus segera istirahat, kamipun sepakat untuk bagun jam 4 setelah sholat subuh kita akan melanjtkan perjalanan, tepat setelah kami bangun dan menunaikan sholat subuh, kami lanjutkan ke puncak dan ternyata targetan kita tidak kesampaian karena belum sampai di pos 7 sunrise sudah mulai tampak dari kejauhan, subhanallah indah sekali... hamparan gunung sumbing, sindoro lawu dan merapi begitu gagah dan indah dari kejauhan, tak lupa kami pun megabadikan moment penting belum tentu ketika suatu hari nanti jika kami diberi kesempatan untuk mendki ke gunung slamet lagi di beri pemandangan yang indah seperti ini, tepat pukul 7 kami sudah memasuki daerah yang dinamakan plawangan atau batu merah karena pendakian sudha mulai batu-batu yang berwarna merah, kabutpun mulai menyambt kami, perjalanan semakin berat karena kami membawa semua barang yang kami punya dari carier, DOM dan makanan dan Alhamdulillah tepat pukul 8 kami sudah tiba di puncak, ketika itu juga saya bersujud syukur, bersyukur dengan apa yang Allah berikan kepada kami, dari indahnya alam, tingginya gunung dan keselamatan kami dalam perjalan, walau saya datang terakhir di bandiingkan ust astika dan ust emil. Kamipun beristirahat sebentar danmenikmati dinginnya kabut di puncak karena tidak ada yang bisa kita lihat, tapi subhanallah sepintas kami diberi sedikit indahya awan dari atas walau sebentar tapi sungguh indah sekali, akhirnya kami putuskan mengisi perut dulu dengan membuat mie goreng dan coffemix jahe, subhallah makanan apa aja yang namanya di puncak begitu nikamat sekali, ust emil dan ust astika memutuskan untuk turun ke kawah, saya sendiri lebih memilih tetap di puncak karena kecapekan, setelah ditunggu beberapa jam kok belum pulang juga dalam batin saya, jangan-jangan kena gas beracun, atau kesasar karena ketika itu kondisi cuaca mulai berkabut dan hujan jika saya menunggu mereka diatas tanpa ada kepastian bisa-bisa saya mati kedinginan akhirnya saya putuskan untuk turun sendiri, dengan perasaan yang gak jelas, gundah dan gelisah bagaimanapun juga saya harus segera turun, dengan memakai sedikti ingatan saya, alhamdulilllah sampai di POS 7 atau pos terakhir, hujan mulai turun lebat saya memutuskan untuk beristirahat sambil membuat api kecil untuk menghangatkan diri, sambil menunggu ust emil dan ust astika, setelah pukul menunjukkan 12.30. mereka juga belum menampakkan diri sudah turun akhirnya sayapun mulai turun juga sendirian dan alhamdulilah di POS 5 saya ketemu dengan beberapa pendai yang mau naik dan mau turun. Dan alhamdullah dalam perjalanan ini saya mendapatkan teman untuk turun, paling tidak kemungkinan kecil untuk tersesat, sesampai di POS 3 ternyata mereka menyusul kita, akhirnya ust emil dan ust astika menemukan saya, ceritanya ketika mereka mau balik ke puncak dari kawah terkepung kabut yang tebal sehingga membuat mereka tersesat dan agak lama. Tepat pukul 15.00 kita akhirnya sudah sampai di basecamp. Alhmadulillah subhanallah mahasuci Allah yang menciptakan segala alam dan isinya, akhirya kam menyimpulkan insya allah kami sanggup membawa anak-anak dalam ekspedisi selanjutnya Allahu Akbar.

Ekspedisi Puncak Gunung Langgeran 2

Al-Hamdulillah ekspedisi langgeran 2 kemarin berjalan sukses, dalam ekspedisi kali ini diikuti kurang lebih 30 peserta seleksi abu bakar adventure dan 10 pembimbing dari kelas 3, dan beberapa ustad dan ustadzah, dalam eskpedisi kali ini memang ditujukan kepada para peserta yang kemarin telah berhasil mengikuti seleksi fisik lari kurang lebih 2 Km, dan Alhamdulillah berjalan dengan lancar, perjalanan kali ini dimulai dari rest area di Jl.Wonosari tepatnya di Bumi Perkemahan Bunder, ekspedisi kali ini di tempuh melalui 3 etape. Etape Pertama kita di sebuah sungai, disini peserta di anjurkan untuk sholat dhuha dan di uji ketangkasannya dalam melempar dan menggunakan ketapel, selain itu peserta di uji juga dalam berenang dan merayap di sungai, setelah ujian selesai perjalanan di lanjutkan ke etape berikutnya, di etape ke 2 ini peserta melaksanakan sholat dhuhur dan menyetorkan hafalan surat al-anfal, 2-4, setelah selesai sholat perjalanan di lanjutkan ke etape 3, yaitu di rumah Pak Dukuh, di sebuah desa yang sangat jauh, dalam perjalanan ini ada beberapa peserta yang hampir tidak kuat dikarenakan perjalanannya yang sangat menanjak, tapi semua dilalui demi perjuangan, di etape ke 3 peserta istirahat disebentar sebelum perjalanan di teruskan menuju puncak, setelah kembal fit kami teruskan perjalanan ke puncak langgeran, dalam perjalanan ke puncak banyak jalan setapak dan jalan menanjak, dan beberapa kali peserta hampir kesasar, dan Alhamdulillah perjungan kami akhirnya tercaai tepat pukul 15.00 WIB seluruh peserta sudah di puncak, pekikan takbirpun menggema di atas bukit tertinggi di daerah Gunung Kidul, pemandangan yang indah, lautan yang luas, dan hamparan bukit dan gunung begitu indah, capek dan sakit semua telah terbayarkan Allahu Akbar.http://www.youtube.com/watch?v=9Iz8ShtvL4c





Next Expedition Arjuno-Welirang Pasuruan East Java

Rencana pada liburan hari raya nanti team abu bakar akan menaklukkan Gunung Arjuno-welirang yang terletak di Prigen Pasuruan Jawa Timur Kebetulan gunung ini berdekatan dengan rumah Ust Toni yang berda di kaki gunung welirang, Bismillah semoga bisa berhasil, sedikit profil Gunung Arjuno dan welirang, Gunung Arjuno terletak di Malang, Jawa Timur, bertype Strato dengan ketinggian 3.339 m dpl dan berada di bawah Pengelolaan Tahura Raden Soeryo. Biasanya gunung ini dicapai dari dua titik pendakian yang cukup dikenal yaitu dari Tretes dan Batu.Gunung Arjuno bersebelahan dengan Gunung Welirang. Puncak gunung Arjuno terletak pada satu punggungan yang sama dengan puncak gunung Welirang. Selain dari dua tempat diatas Guung Arjuno dapat didaki dari berbagai arah yang lain. Gunung yang terletak di sebelah barat Batu, Malang - Jawa Timur ini juga merupakan salah satu tujuan pendakian. Disamping tingginya yang telah mencapai lebih dari 3000 meter, di gunung ini terdapat beberapa objek wisata. Salah satunya adalah objek wisata air terjun Kakek Bodo yang juga merupakan salah satu jalur pendakian menuju puncak Gunung Arjuna. Meskipun selain objek wisata air terjun Kakek Bodo terdapat pula air terjun lain, tetapi para wisatawan jarang yang mendatangi air terjun lainnya, mungkin karena letak dan sarana wisatanya kurang mendukung.Gunung Arjuno mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.Gunung Arjuno dapat didaki dan berhagai arah, arah Utara (Tretes) melalui Gunung Welirang,dan arah Timur (Lawang) dan dari arah Barat (Batu-Selecta), dan arah selatan (Karangploso)

ABU BAKAR ADVENTURE IN ACTION


Ust Toni Di Puncak Langgeran
Team Putri

Ust Astika di Puncak Merbabu

Alfian di Puncak Merbabu

Nouval di Puncak Merbabu

Team Abu Bakar Adventure di Puncak Ngelanggeran Gunung Kidul

ABU BAKAR ADVENTURE

Ada apa dengan Abu Bakar Adventure? ternyata dari team outbound SMP IT Abu Bakar akan mengadakan perekrutran pasukan khusus yang dinamakan Abu Bakar Adventure, team telah beranggota dari beberapa teman kita yang ada di FDS, dan telah mengadakan beberapa perjalanan diantaranya puncak gunung kidul, dan yang terakhir adalah Gunung Merbabu, setelah kesuksesan team outbound SMP IT Abu Bakar membawa kontingen SMP IT ABY ke kancah JAMNAS di Cibubur yang lalu, mereka berencana untuk membuat team khusus yang menampung aspirasi bagi siswa-siswa SMP IT ABY yang cinta alam, petualangan, survival dll. Semoga niat mulia ini semakin menjadikan SMP IT ABY berkibar di Kota Jogja khususnya di Indonesia, Amien... dan rencana perekrutran ini akan dilaksanakan pada pembukaan latihan Pramuka SIT pertama pada Awal Agustus nanti... bagi siswa yang berminat... bersiap siagalah....
Select Menu