Diberdayakan oleh Blogger.

Racing

OSIS

Prestasi Siswa

Cerpen Siswa

LABEL

Artikel

» » Sepucuk Surat untuk Pembina Asrama

Kemarin ketika menata meja, sempat menemukan surat dan saya ingat surat ini dari Ustadzah syarifah salah satu pembina asrama dan sekarang sudah bekerja di Jakarta, kebetulan ketika itu Ust Khudori meminta beliau untuk menliskan sepatah dua kata untuk Ustadz-Ustadzah Pembina Asrama, sebelum beliau meninggalkan SMP IT ABY dan alhamdulillah karena surat ini dititipkan kesaya, dan saya merasa ini adalah amanah yang harus saya sampaikan ke seluruh guru:
Teruntuk : Seluruh Pembina Asrama

Yogyakarta, 15 April 2008, Sebelumya mohon maaf, karena tulisan tangan. Sedikit pengalaman selama ana jadi pembina asrama berbagi kasih dan sayang dengan anak-anak, amanah kedua orang tua mereka. Umur 19 tahun awal ana jadi pembina asrama dan belum ada pengalman sedikitpun. Yang ana tanamkan sejak awal adalah ana sedang memegang amanah yang sangat berat, dan ana harus bisa memposisikan diri ini sebagi pengganti orang tua, kakak, teman, sekaligus guru plus dokter. Ana sebagai orang tua, ana kerahkan seluruh kasih sayang setulus hati, layaknya orang tua yang memberi kasih sayang tanpa mengharap balasan. Menegur dikala salah, memberi semangat disaat mereka lemah, memberi ketenangan disaat mereka gundah, memandang dengan tatapan kasih sayang yang penuh. Penuh harapan, agar ia menjadi manusia yang berbudi pekerti baik dan berguna bagi manusia sekitarnya. Mendoakan mereka disetiap sholat, membawa wajah-wajah mereka disaat rabithah tanpa terkecuali, walau terkadang mereka berbuat salah. Namum sayang ana tak berkurang. Ana sebagai kakak: Mengajak mereka bermain, jalan-jalan bersama, bercanda, tempat sharing, berbagi kisah perjalanan hidup mereka, menjadikan keluh kesah mereka, suatu hal yang patut dan harus didengarkan. Siap diminta bahkan membuat PR, tugas-tugas yang lainnya.
Siap mendengar isi hati mereka dan apapun yang mereka rasakan. Memberikan kasih sayang layaknya seorang kakak yang ingin adiknya menjadi insan yang terbaik, marah jika dia berbuat salah, menegur dan mengarahkan hal yang seharusnya ia lakukan, atau hal yang seharusnya ia tinggalkan. Ana sebagi teman atau sahabat: sebagai pendengar setia atas curahan hatinya, tidak mengecewakan mereka, bersama-sama membangun jatidiri dan kebiasaan yang baik. Maju bersama dan saling menyemangati. Tidak diam saat mereka sedih dan selalu ingin melihat mereka bahagia bersama-sama membersihkan istana, tempat tinggal kita, saling menegur bila tidak ada yang pas, kurang rapi, kurang bersih, dalam lingkungan maupun penampilan. Ana sebagai guru tiada hari tanpa nasehat teguran, sapaan, dan do’a agar mereka dapat menggantikan posisi kita menjadi generasi Qur’ani dan generasi Rabbani. Yang tentunya jauh lebih baik dari generasi sebelumnya. Sahabat-sahabatku seperjuangan jadikanlah posisi pembelajaran kita belajar, bagaimana menjadi orang tua terbaik untuk mereka, kita belajar bagaimana menanganai anak yang beragam sifatnya dan kemauannya. Belajar menjadi insane yang sabar, pemaaf, dan ikhlas dalam menjalani hidu ini. Jangan pernah takut dibenci apalagi dijauhi selama kita enegur baik-baik. Dengan tegas mengatakan salah atau benar. Sedikit demi sedikit mereka akan mengerti, memahami dan menyadari bahwa kita sayang mereka. Kita adalah satu tim, bukan sekedar kelompok. Kita membangun bersama, bukan sama-sama membangun karena itu kita butuh kekompakan, bukan saingan. Rasakan pada diri kita, ikatan batin yan begitu dalam. Sedangkan ikatan anak dengan ibu/bapaknya, sedalam ikatan kakak dengan adiknya, sedalam persahabatan yang tidak ingin dipisahkan. Tanpa kita sadari, mau tidak mau. Kita adalah figure bagi mereka. Sikap kita, cara kita, tutur kata, sampai apa yang kita pakai sehari-hari, tegurlah mereka dengan tutur kata yang baik, da sikap kasih sayang. Arahkan mereke dengan bahasa yang mudah dimenegerti. Ikutilah perkembangan mereka, jangan tinggalkan mereka walau sebentar. Dengan mengikuti perkembangan mereka, kita akan paham diri mereka. Semua yang kita kerahkan akan berdampak dan tertanam pada anak didik kita. Mungkin ada yang terlihat sekarang, ada juga yang belum terlihat sekarang. Tapi ingatlah, semua yang kita tanam maka kita akan menuai buahnya/hasilnya. Tentunya kita ingin hasil yang kita adalah hasil yang baik, maka tanamkan kepada mereka berjuta kebaikan. Sayangi mereka, cintai mereka, tuntunlah mereka dengan penuh keihklasan dan rasa kasih sayang yang mendalam. Semoga dapat menjadi panduan, dan dapat dipraktekkan atau melengkapi yang sudah ada mohon maaf atas segala kesalahan, yang benar ahanyalah milik Allah semata. Doa yang sering dipanjatkan: Ya Allah, bimbinglah hamaba dalam membimbing adik-adik hamba. Karena hamba tahu bahwa diri ini lemah. Ya Allah bimbinglah mereka untuk selalu dijalanMu sayangi, cintai, dan rahmati mereka. Jadikanlah mereka hamba-hambamu yang sholeh dan sholehah. Satukan mereka dengan orang-orang yang mencintaiMu dan mencintai suatu amalan yang dapat mendekatkan diri mereka kepada cintaMu. Amin ya rabbal alamin. Ada yang ketinggalan…. Kitapun dokter bagi mereka, mengobati mereka, menemani mereka, menyuapinya, menghiburnya, dan berdoa untuk kesembuhannya Rasa sayang itu susah diukirkan, apalagi dibayangkan… karena rasa sayang itu timbul dari hati yang tulus, sehingga ia pun akan jatuh dan dirasa oleh hati-hati yang membutuhkannya… Sayang itu, bukanmembiarkan mereka berbuat seenaknya/semaunya, bila kita biarkan mereka, mengikuti kemauannya mungkin mereka akan senang. Numun sesungguhnya kita menanam kesengsaraan untuknya dimasa depan. Mereka tidak punya pegangan apapaun dan terus berlaku/bersikap semaunya. Nau’dzubillah min dalik.. tentunya kita tidak ingn seperti itu… Selamat berjuang…. Semoga Allah membalas Segala apa yang kita lakukan

Wassalam

Ustadzah Syarifah Azizah
Pesan: Jangan malu memanggil anak-ana dengan kata sayang Jangan malu untuk berterima kasih atas bantuan yang diberikan mereka/atas tugas yang sudah mereka selesaikan. Jangan sungkan untuk meminta maaf jika kita salah Uirlah senyuman yang tulus dan sapaan yang menyejukkan hati mereka. Semua itu akan terbekas di hati mereka. Jangan gengsi untuk memungut sampah, membersihkan selokan. Karena mereka akan belajar untuk tidak jijik untuk hal kebersihan.

blogsmpitabubakar

We are.., This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

2 komentar for Sepucuk Surat untuk Pembina Asrama

  1. subhanalloh.ustadzah..q kgen...

    BalasHapus
  2. SubhanAllah ane jadi malu ^_^... tapi ga pa2 semoga menjadi motifator tuk semuanya menjadi insan kamil.. Allahu yarhamukum jamii'an,,
    kangen dech ma anak2, tinggal dua angkatan lagi yang pernah menjadi bagian hidupq,, Semngat!!!

    BalasHapus

Select Menu