Diberdayakan oleh Blogger.

Racing

OSIS

Prestasi Siswa

Cerpen Siswa

LABEL

Artikel

» » My Family

By: Dzikria Afifah

“Huh!libur lagi…, libur lagi. Mana 5 hari lagi. Padahal aku masih kangen sama teman-teman.’’Kataku sambil membanting tas ke kasur, Kesal. “Berarti selama libur panjang aku harus bertemu sama kedua adikku yang selalu buat ulah. Ketemu abiku yang dikit-dikit marah. Alhasil, aku juga akan selau bertemu ummiku yang cerewet selamu liburan nanti. Bisa jadi neraka kecil nih rumahku. Huft!jadi serba salah.’’

Untuk menghilangkan kekesalanku. Aku pun memutuskan untuk membaca novel. Tak lama kemudian, terdengar pintu depan dibuka. “Assalamualaikum.....’’ “Waalaikumsalam......’’Jawab ummiku yang sedang berkutat di dapur. “Yes!besok aku libur 3 hari!.’’ “Aku juga!sama kayak kakak.’’Kata Furqon. Adikku yang ikut menimpali ucapan Ikhsan. Adik perempuanku.
“Kok libur?.’’ “Kan kakak kelas 6 UASBN, mi...’’ “Oo...’’ Aku yang mendengar percakapan tersebut dari dalam kamar hanya bisa mendesah. Aku pun kembali membaca novel yang sempat berhenti.
“Novel apa tuh kak?.’’
“Uglyphobia.’’
“Boleh baca?.’’
“Eit, nggak boleh. Ini khusus remaja.’’
“Emangnya itu punya siapa?.’’
“Mbak Luthfia.’’
“Besok, aku libur lho kak...’’
“Weeek...emangnya aku nggak. Aku juga libur. Malah 5 hari, banyak tho ketimbang kamu.’’
^^^^^
Pagi hari yang diselimuti awan mendung. Yup!aku tahu keadaan itu, karena aku mengintip dari celah jendela yang berada di atas. Tapi aku berharap semoga siang hari nanti matahari akan ceria, sehingga langit pun tak mendung lagi. Bukannya aku bangun dan bergegas untuk menunaikan sholat shubuh. Tapi aku malah kembali melanjutkan tidurku.
Dengan tanpa rasa bersalah aku pun berusaha untuk kembali memejamkan mataku. Namun, kejadian buruk terjadi. Ummiku berteriak dari luar kamar.
“KAKAK IFFAH....BANGUN!!!!!, SUDAH JAM LIMA!!. AYO BANGUN!!!.’’
Tapi aku tetap optimis dan masih berusaha memejamkan mataku kembali. Aku pun memeluk gulingku, berharap agar cara ini bisa membantuku yang sedang berusaha memejamkan mataku kembali. Tapi, pintu kamarku terbuka. Aku pun mengintip dengan bukaan mata yang amat kecil. Amat sangat kecil. Aku dapat mengetahui siapa orang yang membuka pintu kamarku. Dengan daster berwarna kuning berlengan panjang dan memakai kerudung hitam berbordir. Aku amat sangat mengenal sosok itu. O’o...itukan ummiku...hwwaaa!.
“Ealah...bukannya cepet bangun malah tidur lagi...sudah jam 5 itu lho...cepet sholat shubuh. Kakak Iffah sudah baligh tho...semua amal perbuatannya kan sudah dicatat...Kakak Iffah dah punya buku amal sendiri.’’
Tak ada respon dariku. Ummi pun melanjutkan kuliah shubuhnya di kamarku tanpa bayaran dan siaran langsung. Baik di tv maupun di radio. Kuliah shubuhnya ummiku pun tak ada tema maupun judul ceramahnya.
’’Ayo kak...bangun yuk!anak sholikhah ummi...ayo bangun nak...”Kata ummiku sambil menggelitik kakiku. Hal ini yang membuatku sebal. Dan mau nggak mau, aku harus bangun.
“Nah gitu dong...ayo!cepet ambil air wudhu...terus sholat ya...”Sambil menciup kening dan kedua pipiku. Ini hal yang aku suka dari Ummi. Selalu menciupku kalau aku sudah bangun dari tidur. Seneng deh rasanya!. Tapi, walaupun begitu aku tetap susah bangun. Penyakit kronisku dari dulu. Entahlah sejak umur berapa aku mendapatkan penyakit susah bangun.
Rencananya siang nanti aku akan pergi ke warnet, tapi kalau ada yang mengajakku online. Kalau nggak ada...ya terpaksa aku nonton tv dan mengerjakan tugas liburan.
Ritual sarapan pagi pun dilaksanakan. Dengan nasi hangat, martabak mie dan sambal ijo. Tanpa sambal, rasanya kalau makan nggak ada rasanya. Itu kata Ummi, Siti dan Sidiku lho...soalnya Ummi, Siti dan Sidiku berasal dari daerah Sumatera. Tepatnya di kota Palembang. Selama aku hidup, aku belum pernah makan pagi, siang maupun malam tanpa sambal. Oh iya!aku hampir lupa, Siti itu adalah bahasa Palembang yang artinya Nenek. Sedangkan Sidi adalah bahasa Palembang yang artinya Kakek.
Kalau Abiku berasal dari Tegal, Daerah yang terkenal dengan bahasa ngapak-ngapaknya. Ya...itulah kekuasaan ALLAH. Kita diciptakan berpasang-pasangan. Dan nggak mustahil kalau orang Jawa bisa menikah dengan orang Batak. Jawa dan Sumatera. Ya...seperti Abi dan Ummiku.
^^^^^
Setelah mandi dan sarapan. Aku mengambil uang serta segera berlari menuju ruang tamu untuk mengambil sepeda. Namun, saat akan membuka pintu pagar, tiba-tiba langkahku dihentikan oleh panggilan Ummi yang lembut tetapi tegas.
“Mau kemana kak?.’’
“Mau ke warnet mi...’’
“Sama siapa?.’’
“Sendiri.’’
“Nggak, nggak boleh. Sini masuk lagi. Liburan bukannya cerita-cerita sama ummi, curhat atau sebangsanya. Eh...malah keluyuran. Sedikit-sedikit pergi, sedikit-sedikit pergi.’’
Dengan perasaan sebal dan langkah gontai. Aku pun kembali memasukkan sepedaku ke ruang tamu. Seketika itu tanganku langsung ditarik dan aku pun didudukkan di atas kursi ruang tamu.
“Ummi kasih tau ya kak...ummi itu khawatir kalau kamu pergi sendirian ke warnet...ummi takut...kamu buka situs porno yang nggak-nggak.’’
Aku pun terhenyak, mendengar penuturan dari Ummiku. Ternyata sampai seperti itu pikiran Ummi kepadaku. Ummi berarti telah bersu’udzon kepadaku. Aku tak terima. Langsung ku sanggah pernyataan itu.
“Ummi, berarti udah berburuk sangka sama Iffah. Iffah nggak kayak gitu mi...boro-boro buka situs kayak gituan. Alamatnya tau aja juga nggak.’’
“Ya..ma’af deh kalau begitu. Ummi hanya khawatir aja sama kakak...Sekarang alat komunikasi sudah canggih. Pintar-pintar jaga diri ya kak...Ummi maunya kamu itu lebih baik dari pada ummi. Kalau ummi boleh tau...kakak sudah tertarik sama lawan jenis belum?.’’
Waduh...ini nie yang sudah aku curiga dari awal dan ini yang sudah menjadi kebiasaan Ummi. Setiap mengajak ngobrol aku. Pasti ujung-ujungnya ke topik itu. Aku pun tak mau menjawab, biar Ummi berusaha mencari sendiri dan menjadi Ummi yang aktif serta perhatian kepada anaknya. Mendengar pertanyaan itu, pipiku pun bersemu merah
^^^^^
Setelah sholat maghrib berjama’ah. Abi mengajak Ummi, aku serta adik-adikku menuju ruang tamu. Katanya sih Abi kepingin bicara sesuatu.
“Alhamdulillah...sudah kumpul semua. Abi to the point aja ya... .Karena malam ini malam minggu dan pada belum makan malam semua. Abi mau ngajak kalian semua untuk makan malam bersama di luar. Mumpung kita bisa makan malam bersama. Kita kan jarang makan malam bersama. Bagaimana setuju tidak?.’’
“SETUJU!!!!!.’’
“Nah, setelah sholat isya’ berjama’ah nanti, semuanya harus bersiap-siap ya... .Abi tunggu di mobil, siiip?.’’
“SIIIIPP...’’
“Cium abi dulu dong!.’’
Dengan perasaan sayang dan ucapan terimakasih. 4 kecupan mendarat di wajah Abi. Ummi bagian kening, aku bagian pipi kiri, Ikhsan bagian pipi kanan dan Furqon di dagu.
^^^^^
“Bagusnya kakak pakai baju muslim warna apa ya, de’?. pink atau ungu?.’’
“Bagusnya sih warna ungu..yang agak slow. Kalau baju muslim yang warna pink itu. Pinknya mencolok banget...’’
“Ok deh!.’’
5 menit kemudian, semua anggota keluargaku sudah siap dengan pakaian dan dandanan masing-masing. Ummi dan Abi memakai baju batik berwarna merah. Furqon memakai kemeja berwarna merah marun. Sedangakan Ikhsan memakai baju perpaduan antara warna pink dengan ungu.
Abi pun memanaskan mobil, Ummi sedang mengunci pintu-pintu rumah yang perlu dikunci. Aku sedang memilih-milih, sepatu apa yang cocok aku gunakan. Tetapi, di dekat mobil sana. Ikhsan dan Furqon saling adu mulut.
“Nanti aku yang duduk di tengah.’’
“Wee...udah kakak duluan.’’
“Tapi ade’ mau lihat pemandangan jalan di malam hari...’’
“Tapi kata abi, siapa cepat dia dapat.’’
“Aaahhh...pokoknya ade’ maunya duduk di tengah.’’
“Nggak...udah kakak.’’
“Ade’.’’
“Kakak.’’
“Ade’.’’
“Kakak.’’
Saling pukul antara Ikhsan dan Furqon pun tak bisa dielakkan. Aku pun yang melihatnya segera berlari ke TKP. Namun, telat bagiku, karena masalah itu telah diatasi oleh Abiku. Dengan kata-kata lembut dan bijaksana yang mengalir dengan begitu hangat dan menyentuh. Serta belaian dan sentuhan yang sarat penuh dengan kasih sayang. Akhirnya Abiku dapat mendamaikan kedua adikku. Dan adikku saling berma’afan Aku hanya dapat melihat peristiwa itu dari radius 50 meter.
”Ma’afin adik ya kak...kakak boleh kok duduk di tengah. Adikkan sayang kakak.’’
”Iya, kakak juga minta ma’af ya.. . Kakak juga sayang adik kok Tapi kakak nggak jadi deh duduk di tengah...”
”Lho kenapa?.’’
”Buat kakak Iffah aja...’’
”Iya aku setuju.’’
Seketika itu pula kedua adikku berlari ke arahku dan meminta untuk dipeluk. Aku pun keget dengan reaksi itu. Selain itu kedua adikku berebut untuk mencium kedua pipiku. Hangat dan sarat dengan perasaan cinta serta kasih sayang. Aku pun bahagia memiliki adik seperti itu. Walaupun sering buat jengkel tapi ya...itulah adikku...
”KITA BERDUA SAYANG....BANGET SAMA KAKAK IFFAH!!!!!.’’
^^^^^
Mobil melaju dengan kecepatan sedang. Melewati jalan-jalan yang amat sangat lebar. Kalau nggak ada kendaraan sama sekali alias kosong koplong. Jalan yang amat sangat lebar itu bisa dibuat untuk main sepakbola. Ditemani dengan lampu jalan serta bantuan lampu depan mobil yang watt-nya sangat terbatas adalah ciri khas jalan di malam hari. Di dalam mobil mengalunlah sebuah nasyid dengan tema keluarga sakinah.
Mobil pun melaju dengan kecepatan amat sangat pelan. Memasuki gang yang penuh lubang alias kubangan air. Gang itu penuh dengan rumah, meski sudah malam. Masih saja ada anak-anak yang bermain sepak sekong, petak umpet maupun lompat tali.
“Katanya...mau diajak buat makan malam.. . Kok malah ke temapat yang kayak beginian?.’’
“Sabar ya kakak Ikhsan yang sholikhah...habis dari sini, baru deh kita makan malam. Betulkan ummi?.’’Kata Abi sambil menoleh ke arah Ummi. Pertanda meminta persetujuan.
“Iya…’’Jawab Ummi dengan singkat.
Mobil pun akhirnya berhenti di sebuah pemakaman umum. Aku pun bergidik ngeri. Gelap gulita. Sepi senyap. Semua penghuninya adalah manusia yang telah menghadap lebih dulu kepada Rabb-Nya sebelum kita. Disanalah tempat peristirahatan yang terakhir bagi orang-orang yang kita sayangi. Jika kita tahu dan mau mengetahui, ada roh yang pergi dengan keadaan dengan wajah yang bersenyum berseri-seri serta sarat dengan kedamaian. Ada pula roh yang wajahnya dipenuhi peluh keringat serta penuh dengan kemuraman. Na’udzubillahhi Mindzalik. Tinggal terserah kita mau pilih yang mana.
“Ihh...abi mah kok berhenti disini?.’’Kata Furqon hampir menangis karena ketakutan.
“Abi minta ma’af ya sebelumnya. Abi tidak memberitahu sebelumnya tentang ini kepada kalian, abi maunya acara ini jadi suprise.’’
“Disini abi dan ummi mau bilang kepada para bidadari kecil milik ummi dan abi. Abi sengaja memberhentikan mobilnya disini karena ingin memberitahu bahwa abi dan ummi hidup di dunia ini hanya sebentar. Tidak cuma’ abi dan ummi saja, semua makhluk hidup yang ada di hamparan muka bumi ini.’’
”Abi sama ummi kepingin kalian semuanya jadi anak yang sholeh maupun sholekhah. Saling mecintai sesama saudara muslim. Dan selalu berbuat kebaikan.’’ Kata Abi yang melanjutkan omongan Ummi sebelumnya.
”Anak-anak abi sama ummi mau nggak orang tuanya masuk surga?.’’
”Mau...!!!.’’
”Kalau begitu jika abi dan ummi sudah meninggal jangan lupa do’akan ummi abi ya...karena yang dapat membantu ummi dan abi masuk surga adalah do’a dari anak-anak yang sholeh dan sholehah. Ummi dan abi nggak mau kalau sudah meninggal nanti kalian bertiga jadi anak yang nakal. Malah ummi dan abi berharap kepada kalian, kalian itu menjadi lebih baik dari pada ummi dan abi.’’Kata Ummi sambil berkaca-kaca.
Aku pun sudah tak kuat lagi menahan butiran air mata yang berusaha untuk ku tahan sejak tadi. Dadaku sesak mendengar penuturan seperti itu dari kedua orang tuaku.
”Jadi...pesan dari abi dan ummi untuk kalian. Jadilah anak yang sholeh dan sholehah dimanapun kalian berada dan bagaimanapun situasi dan kondisinya. Dan jangan lupa untuk selalu mendoakan abi dan ummi selalu.’’
Aku pun menarik nafasku dalam-dalam. Menghembuskannya secara perlahan. Aku menagis dengan butiran air mata yang mengalir sangat deras. Sesekali terdengar sesegukanku yang lumayan keras. Aku paling benci menagis jika dihadapan orang tuaku. Aku malu. Aku terkesan menjadi anak yang sangat lemah dihadapan keduanya. Apalagi di depan Abiku. Wuiihhh..malunya nggak kebayang deh.
Malam ini, malam yang sangat berkesan untukku. Ditemani suasana yang sunyi senyap dan mencekam Aku mendapat nasehat yang amat sangat berharga. Aku akan berusaha untuk selalu mengingatnya dan mengamalkannya.
Abi...Ummi...terimakasih telah memberikan amanah yang terbaik untukku. Aku tak bisa berjanji tetapi aku akan bertekad untuk selalu menjadi anak yang terbaik bagi Ummi dan Abi. Gumamku.
Aku pun menerawang jauh. Menatap nisan-nisan yang berjejer rapi. Tanah yang menggunduk berwarna merah. Serta beraneka ragam bunga yang bertaburan di atasnya. Tercium pula bunga melati yang menambah kesan mengerikan.
Suatu saat nanti aku akan pergi kesana. Di sanalah rumah masa depanku dan aku akan tinggal untuk selama-lamanya. Entah kapan, bisa besok atau pun lusa. Dan aku pun tak tahu apakah aku bisa bertemu dengan kekasih Allah dan tuhanku yang Maha Agung.
^^^^^
Sampai sekarang aku masih pusing tujuh keliling hanya untuk memikirkan hadiah apa yang pantas untuk aku berikan kepada Ummi. Celengan sih sudah aku bongkar, Cuma’ aku bingung...kira-kira barang apa ya yang pantas untuk aku berikan kepada Ummi. Mau tanya, tapi malu.
Memang hari ini Ummiku sedang berulangtahun. Bayangkan hari ini!, tetapi aku belum membeli barang apapun untuk Ummiku. Aduh...pusing!!!!
Sudahlah aku pun pasrah. Untuk ulangtahun Ummiku yang kali ini aku tidak akan memberikan hadiah untuknya. Semoga Ummi tidak kecewa denganku.
^^^^^
Malam harinya aku terbangun. Ya...sekitar jam 3.00 malam. Haus sekali rasanya...benar-benar kering tenggorokanku. Setelah meneguk segelas air putih. Aku pun segera kembali menuju ke kamar, melanjutkan tidur yang sempat terputus. Tetapi, langkahku tiba-tiba terhenti mendengar suara dzikir yang sangat lirih. Aku pun menengok ke arah sumber suara.Itu Ummiku yang sedang sholat tahajud. Entah mengapa aku sangat ingin mendekatinya.
Segera kupeluk Ummiku dari arah belakang. Dzikirnya pun terhenti dan menoleh ke arahku.
”Lho kakak Iffah kok bangun?. Ada apa nak?.’’
”Tadi Iffah haus mi..’’
”Nggak tidur lagi?.’’
”Ngngngng..........anu mi...Iffah mau ngucapin sesuatu sama Ummi. Tetapi Iffah malu banget...’’
”Ayo...bilang aja nggak papa kok.’’
”Selamat ulangtahun ya mi...semoga jadi ummi dan istri yang sholihah buat Iffah dan adik-adik serta buat abi juga. Semoga kita bisa bertemu di surga ya mi...’’Aku pun mengecup dahinya dan mengalirlah tetes demi tetes air mataku.
”Sama-sama...makasih ya atas doa’nya. Dan semoga kita bisa bertemu di surga nanti ya anakku.’’
”Tapi Iffah minta ma’af soalnya nggak bisa ngasih hadiah.’’
”Nggak apa-apa...yang penting kalau kakak Iffah sholehah. Itu sudah hadiah yang terindah buat ummi dari Allah.’’Ummiku pun menagis sambil membelai rambutku.
”Kalau Iffah jadi tentara Iffah akan menjaga Ummi dari segala musuh yang mau jahat kepada Ummi. Jika aku presiden aku akan bertindak adil untuk semua rakyat terlebih-lebih ummi. Jika menjadi polisi dan ummi akan pergi. Seluruh jalan akan Iffah kosongkan hanya untuk ummi seorang. Agar ummi tidak mengalami kemacetan. Ummi harus tau, Iffah melakukan semua itu karena berlandaskan rasa cinta dan kasih sayang yang amat sangat besar untuk Ummiku yang satu ini. Ma’afin Iffah yang selalu buat ummi susah Tetapi ummi harus tahu bahwa Iffah amat sangat sayang sama ummi.’’Kataku sambil mengecup keningnya.
”Sama-sama anakku.’’
Butiran air mata yang jatuh dari mata seorang anak yang amat sangat mencintai Umminya adalah butiran cinta. Tutur kata yang lembut dari bibir Ummi adalah bahasa cinta. Sedangkan sentuhan dan belaian kasih sayang seorang Ummi adalah sentuhan cinta yang diberikan dari seorang Ummi untuk anaknya serta anugerah yang terindah yang bisa kita rasakan dan terkirim untuk kita dari Allah.
I LOVE YOU UMMI!!!!!
TAMAT

Cerpen ini khusus aku persembahkan untuk Ummiku Angraini Melyandri. Aku ucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya untuk pengorbananmu selama ini. Ummi harus tahu bahwa Iffah amat sangat mecintai Ummi.














blogsmpitabubakar

We are.., This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar

Leave a Reply

Select Menu