Diberdayakan oleh Blogger.

Racing

OSIS

Prestasi Siswa

Cerpen Siswa

LABEL

Artikel

» » Digugu dan Ditiru untuk Mewujudkan Pendidikan yang Bermutu

Dinas Dikpora Prov. DIY-Berdasarkan UU No.20 tahun 2003, pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa, dan negara. 

Potensi peserta didik yang dimaksudkan, dibagi atas empat hal, yakni potensi olah pikir, potensi olah hati, potensi olah raga, serta potensi olah rasa/karsa. "Semua itu secara optimal menjadi tugas guru untuk dikembangkan dengan pertimbangan, dimulai dari sedikit, yang esensial, yang sederhana, yang mudah dilaksanakan", ungkap Drs. Suraya, Kepala Bidang PLB dan Dikdas Dinas Dikpora DIY, saat mengisi acara Seminar Guru Profesional Mewujudkan Pendidikan yang Bermutu, di Aula SDIT Lukman Al-Hakim, Timoho, Yogyakarta.

Seminar ini dihariri oleh guru-guru dari TKIT Yasmin Muadz bin Jabbal, TKIT Muadz bin Jabbal, SDIT Lukman Al-Hakim, SMPIT Abu Bakar, serta SMAIT Abu Bakar Yogyakarta yang tergabung dalam Konsorsium Yayasan Mulia. Lebih lanjut, Drs. Suraya yang hadir mewakili Prof. Suwarsih Madya yang telah purna tugas sejak 1 November 2010 yang lalu, mengatakan, bahwa pada prinsipnya pendidikan itu mengembangkan potensi menjadi kompetensi. Dan pendidikan bermutu, tambahnya, merupakan pendidikan yang dapat memberikan kepuasan pada pelanggan yang dilayani (peserta/orangtua/masyarakat) dan memenuhi standar yang telah ditentukan. "Dalam memberikan kepuasan tersebut, guru jangan hanya menambatkan pada kepuasan proses atau output saja. Tetapi dengan melaksanakan proses pendidikan yang baik dengan tidak lupa menyertakan esensi dari materi-materi pendidikan itu sendiri, agar hasil outputnya pun maksimal", ujarnya. "Sedangkan dalam memenuhi standar yang telah ditentukan, kita punya tantangan sejarah, yakni bahwa DIY telah terkenal sejak dahulu sebagai Kota Pendidikan. Oleh karena itu, standar yang telah ditentukan harus kita upayakan secara optimal.

Semangat dan komitmen pendidik lah yang akan mempengaruhi tercapainya standar pendidikan tersebut", imbuhnya. Terakhir, Drs. Suraya pun berpesan, bahwa seorang guru menurut filosofi Jawa memiliki makna digugu dan ditiru. Arti dari digugu, menurut beliau, adalah mempunyai kompetensi pedagogi dan profesional. Sedangkan arti ditiru, merupakan kemampuan guru untuk menjadi tokoh masyarakat, dengan menunjukkan sikap kepribadian dan sikap sosialnya yang baik. "Kedua hal itu harus digabungkan dan diimplementasikan oleh guru saat ini, agar cita-cita untuk menjadi guru profesional yang dapat mewujudkan pendidikan bermutu pun dapat tercapai", tutup Drs. suraya. (m.tok)

blogsmpitabubakar

We are.., This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar

Leave a Reply

Select Menu