Diberdayakan oleh Blogger.

Racing

OSIS

Prestasi Siswa

Cerpen Siswa

LABEL

Artikel

» » Pengalaman di Rumah Makan Ilham Jombor

By : Afifah Nur Rahmah



Assalamuallaikum wr.wb.

Wah, akhirnya selsai juga tugas TI ini. Sebelumnya saya minta maaf jika banyak kekurangan, karena jujur saja sebenarnya saya tidak ahli membuat cerita yang bagus.Kisah ini jujur sebagian nyata dan sebagian fiksi, hanya saja yang nyata saya ganti namanya, jadi maaf saja ya kalau ada yang merasa…Yang terakhir…. Selamat membaca! Moga kalian tak kecewa….

Wassalamuallaikum wr.wb.

Afifah Nur Rahmah



UASBN tinggal menunggu hari. Ustadz/ah pasti mengerti bahwa kita, murid kelas 6 pasti resah akan menghadapi ujian akhir itu.Maka dari itu pada suatu hari kita semua pergi referesing ke Rumah Makan Ilham yang tepatnya ada di Jombor.Lama sekali perjalanan. Oh, ya sebelum pergi dibuat kelompok lho. Akupun sekelompok dengan yang namanya Anne, Melysa, Aura, Ama, dan May. Jadi, kita satu kelompok berenam. Akhirnya kita semua sampai juga, Wah, Rumah Makan Apung rupanya, tapi gimana cara nyebrang ke sana? Batinku saat belum melihat ada rakit. Saat masih asyik melihat pemandangan, mataku tertuju pada teman-teman yang bergerombol ingin naik perahu. O, itu toh perahunya. Hm,, perahu rakit. Akhirnya aku menyebrang juga setelah menunggu giliran. Huh, akhirnya, sampai juga seberang. Sampai kita berenam duduk mendengarkan sambutan dari Ustadz Sono, koordinator kelas 6.Setelah sambutan, pembacaan surat dari orang tua yang ikut ke sana. Khusus teruntuk kita kelas enam. Cukup mengharukan dan mengesankan.Setelah itu permainan kartu, wah lumayan seru sih. Menyusun kartu menjadi bangunan. Tapi sayangnya kelompokku selalu gagal. Mungkin karena pondasinya kurang kuat kali ya.



Itu baru game pertama. Game keduanya antar kelas. Gimana caranya agar sebuah tali yang sudah diikat antar ujungnya sehingga membentuk lingkaran sampai diorang terakhir tanpa lepas dari tangan? Itulah gamenya. Dan kelasku juga sempat menang lo.

Ini dia ni saat yang paling ditunggu-tunggu. Saatnya makan. Wah, akhirnya, sedari tadi sudah keroncongan.

Tapi sayangnya kelompokku tinggal 5 karena May memilih tempat bersama Zara. Yang lain mungkin menilai May pengkhianat, tapi bagiku dia tetaplah temanku.

Hm, kenyang juga. Kalau dipikir-pikir kelompokku rakus juga ya. Dua tempat nasi habis tanpa sisa. He…he….Ikannya enak sih. Ikan saus tiram + ikan bakar. Nyamy…

Nah setelah kenyang saatnya santai. Aku, May, dan zara punya rencana mancing, tapi aku gak mau nyewa pancingan alias bareng urunan saja. Bete juga mancingya. Biz nggak dapet-dapet ikannya. Pada ngumpet ke mana sih? Seseram itu kah aku, May, dan Zara sampai ikannya pada ngumpet.

Saking betenya, apalagi Zara yang egois aku memutuskan untuk naik perahu saja.

“Zar, May naik perahu yok! Ikannya nggak dapet-dapet gitu.” Ujarku. “Kamu duluan aja kita masih sabar kok.” Zara mewakili.

Tanpa ba-bi-bu aku pergi. Mana mungkin aku sendiri , akupun mengajak Dewi, teman curhatku yang paling the best. Dan dia mau.

Wah antrinya lumayan, tapi no problem! Detik demi detik akhirnya tiba juga giliranku. Saat perjalanan mengelilingi danau banyak tanaman enceng gondok.

Setelah itu semuanya sholat zuhur dan tukar kado. Aku mendapat tempat untuk menabung berbentuk burger, tepatnya dari Ai.

Kemudian kami semua menuju bus dan pulang dengan hati bahagia.



---------------------selesai-----------------------------



PRA UASBN? KOQ RAME?



Hari pertama…

Baru saja aku turun dari montor, lisa datang terengah-engah dan berkata, “Afna, kabar buruk. Kamu toh cewek sendiri lho dikelasmu, eh enggak deng sama mb’ Lily.” “Ha, serius kamu, ga mungkin.” Jawabku. “Ayo kalau gak percaya lihat sendiri” lanjut Lisa sambil menarikku, kemudian berlari menuju papan pengumuman.

Setelah. Sampai didepan papan pengumuman aku mencari namaku . Oh tidak ! ternyata benar yang dikatakan Lisa.

Tanpa mempedulikan Lisa yang sedang merasa menang aku menuju ke depan sekolah lagi. Menunggu mb’ Lily datang. Gak mungkin dong masuk sendiri. Pede banget…..

Menit demi menit berlalu, Mb’ Lily belum datang juga. Masak aku sendirian? Waduh, jam sudah menunjukkan waktu 07.10. Itu tandanya 20 menit lagi ujian dimulai.

Wah lega, Mb’ Lily datang juga. Setelah orang tuanya pergi kujelaskan semua. Diapun sama kagetnya dengan aku.

Sebentar lagi ujian dimulai, mejaku dan Mb’ Lily paling belakang, jadi kita masuk di pede-pedein saja.

Ujian berjalan lancar, akupun dapat mengerjakan soal-soal itu dengan mudah.

Akhirnya selesai juga. Sepertinya yang lain juga begitu. Tapi tunggu dulu…koq yang lain jadi lempar-lemparan. Lho? Guru dari SD Permata Bundapun cuek. Koq gitu?

Sampai akhirnya ada karet penghapus jatuh didekatku. “Woi ambilin itu donk!” ujar seorang yang bernama Fari. Aku tetap aja cuek. “Eh, kamu punya telinga nggak sih? Ambilin itu donk!” Yah, kalau udah dibilang gitu masa masih cuek. Akhirnya tanpa berkata apa-apa, kulempar penghapus itu. Yeah, tepat dimeja Fari.

Belum lama setelah aku melemparkan penghapus itu mereka (selain aku dan mb’ Lily) lempar-lemparan lagi.

Duk ! Sebuah benda jatuh mengenai kursiku. Waduh, apalagi ini? Hm, ternyata maghnet. Tanpa ba-bi-bu, belum diminta kulempar saja maghnet itu. Mungkin mereka marah kali ya, tapi siapa peduli?So, siapa suruh main lempar-lemparan ditengah suasana ujian gini. Kesannya khan jadi ganggu. Betul nggak?



Hari kedua…..



Hari ini aku datang agak telatan. Rupanya Mb’ Lily belum masuk kelas. Setelah dia tahu aku sudah datang, dia langsung mengajakku masuk kelas karena 5 menit lagi ujian dimulai.



Seperti hari kemarin rupanya. Yang mengesankan adalah hal seusai mengerjakan soal. Kali ini aku selesai pertama, tak lama kemudian Mb’ Lily. Sedangkan yang lain….huh, siapa peduli?



Sementara waktu masih panjang aku mencoret-coret meja dengan pensil yang nantinya kuhapus. Yah bisa dibilang kurang kerjaan. Gimana lagi? Soal sudah diperiksa 3 kali. Sudah cukup bukan?



Semua sudah tampak sudah selesai beberapa saat kemudian. Heran juga, kelas tak seramai kemarin. Mungkin karena kali ini yang mengajar guru sndiri kali ya?



Meski sudah selesai agaknya terlihat pada bosan. Ustadz Ali pun menyadari semua itu.



Tak disangka. Beliau menunjukkan aksi sulapnya yang membuai suasana bosan jadi lebih bergairah. Hebatnya lagi sulap Ustadz Ali ini bisa membuat Mb’ Lily tertawa juga. Padahal selera humornya Mb’ Lily itu gak biasa lho…



Hari Ketiga….

Yes, ujian tinggal hari ini. Itu tandanya aku akan segera terbebas dari kelas itu.



Ujian masih berlangsung. Tiba-tiba ada yang berani izin ke kamar mandi, tepatnya dia Pio.



Lama sudah akhirnya aku selesai mengerjakan, Pio baru datang. “Pio, kamu koq lama sekali? Ngapain aja?” Tanya Ustadz Danu yang merupakan pengawas dari SD lain itu. “Ngobrol Us.” Jawab Pio. Ha? Ngobrol? Lho?

Cuek saja Ustadz Danu kembali ke bacaannya. Sedang aku terheran-heran. Ujian koq ijin ke kamar mandi trus ngobrol.



Tiba-tiba ada yang tertawa. Rupanya Bima, sang biang keladi ribut.



Astagfirullah…, Kulihat…, hm, sebenarnya tak sengaja karena itu didepanku kejadiannya. Kulihat orang yang bernama Sany wajahnya…pipinya ada hitam-hitam bulat dikanan kiri, juga di kelopak matanya, dan ada gliter di wajahnya.



Seraya Bima berteriak, “WA SANY DANDAN” diiringini dengan tawanya. Semua mata akhirnya tertuju pada Sany dan banyak yang terpingkal-pingkal dibuatnya.



“Ustadz ijin ke kamar mandi ya!” Ujar Sany. “Jangan di bolehin Us, biarin aja!” lanjut Bima dengan tawanya yang belum berhenti. Belum sempat Ustadz Danu mengijinkan, Sany sudah kabur duluan ke kamar mandi.



Beberapa saat kemudian Sany kembali. “San masih ada lho item-itemnya. Tu gliternya juga masih ada.” Ujar Bima sambil menunjukkan noda yang masih ada diwajah Sany.” “Masa ? Ustadz, ke kamar mandi lagi ya Us.” Jawab Sany seraya kabur lagi ke kamar mandi.



Ck…Ck…Ck … Sempat aku merasa sedikit geli tentang kejadian itu. Tapi mungkin hanya dalam hati saja. Ha..ha..ha..ha.. tapi aku akui kejadian itu memang lucu sihc…



Hm..ku sempat melirik Mb’ Lily saat itu. Khan seperti yang kubilang tadi. Humornya gak biasa. Diapun menunjukkan rasa tidak suka.



Saat Sany diambang pintu Mb’ Lily memukul meja seraya berkata, “Pak, bisa tegas dikit nggak?” Akupun amat terkejut oleh teriakan amarah itu. Logis sih…Meski Pra..,, Koq rame?



Setelah itu soal dan LJK dikumpul, ke masjid sebentar…,, lalu pulang ! HORE, Alhamdulillah!!



-----------------------------selesai------------------------------



MOS DI INTERNATIONAL ISLAMIC BOARDING SCHOOL



SMP tamat sudah. Ujian sudah serasa angin lalu, nilai sudah jelas, tapi aku masih ragu melanjutkan kemana.



Libur telah datang, hanya tinggal menunggu ijazah yang belum jadi. Pagi hari selesai mandi aku menuju toko buku Cahaya Hati yang terletak di depan gedung usang tak berpenghuni.



Hari sudah panas mesti hari itu masih pagi, lega rasanya setelah memasuki gedung yang ber-AC itu.



Bingung tanpa jelas dulu mau membeli buku apa, tanpa pikir panjang kulewati rak-rak besar dibagian novel menuju bagian komik.



Hm….setelah kupikir-pikir lebih baik aku membeli novel saja. Lima belas menit aku melihat-lihat akhirnya kuambil juga novel yang berjudul “MY DREAM AT HERE” .



Sampai dikasir tak sengaja mataku mendapati sebuah brosur sekolah, belum jelas apa nama sekolah itu. Selesai membayar langsung saja kuambil brosur itu dan kumasukkan ke kantong plastik tanpa melihatnya terlebih dahulu.



SAMPAI DIRUMAH…..

Hm……. sepi juga rumah. Adik sekolah, ortu kerja. Huh….akhirnya kubuka juga buku itu. Baru halaman 2 yang kubuka, aku teringat brosur itu.



Setelah kuambil kuamati sesaat. Sekolah itu bernama “INTERNATIONAL ISLAMIC BOARDING SCHOOL”. Menarik juga, apalagi temoatnya di Sukabumi, tempat yang selama ini ingin aku kunjungi, yang selalu kubayangkan asri, sejuk dan…hijau sejauh memandang.



Malamnya setelah dibicarakan dengan orang tua mereka sepakat dengan tujuan :

1) Supaya aku bisa mandiri ;

2) Supaya aku jauh lebih hemat ;

3) Lebih tahu tentang agama ;

4) Agar bisa memanfaatkan waktu ;

5) Dll…(terlalu panjang jika disebutkan rinci)



Seminggu kemudian, tepatnya setelah aku mendapat ijazah dan didaftarkan di sekolah itu, aku menuju stasiun. Mungkin bisa dibilang juga mau ke Sukabumi untuk tes materi. Selepas berpamitan aku menuju kereta dan mencari tempat duduk, sampai akhirnya kereta berangkat aku terdiam sambil melihat pemandangan diluar jendela, pikiranku kemana-mana, sampai akhirnya aku tertidur menuju indahnya mimpi-mimpi.



SAMPAI DI STASIUN TUJUAN….



Aku mencari celah kosong diantara para penjemput menuju pintu keluar, aku berencana menginap di rumah Tante Lina, adik ibuku. Sementara sebelum ke INTERNATIONAL ISLAMIC BOARDING SCHOOL ( INI BOS).



Huh, akhirnya sampai juga dipintu keluar. Langsung saja aku naik taksi, menuju rumah Tante Lina.



BEBERAPA SAAT KEMUDIAN…



Sampai juga aku dirumah Tante Lina. Kubuka pagar yang tak terkunci kemudian memencet bel. “Assalamualaikum.” Terdengar langkah suara hak tinggi, mungkin itu Tante Lina, batinku. Dan saat pintu terbuka…

“Eh, Nafa, sudah datang. Dari tadi sudah tante tunggu lho. Aduh maaf ya, pangling tante, kamu sudah besar sampai-sampai lupa menjawab salam kamu. Ah sudah, lupakan saja ayo masuk!”Ujar Tante Lina dengan ekspresi terkejut seraya mengajakku masuk ke rumahnya.

SESAAT..,,DI RUANG DUDUK…



“Sebentar ya Nafa, kamu tunggu di sini dulu, Tante ambilkan minum.” Ujar Tante Lina. “Anu, … maaf Tante. Makasih, tapi boleh nggak kalau saya langsung ke kamar?” Jawabku malu-malu. “ Ya sudah nggak apa, ayo gih Tante tunjukkan kamar kamu.” Lanjut Tante Lina lagi sambil beranjak pergi, dan akupun mengikuti langkah beliau.



Aku dan Tante Lina berhenti di depan sebuah kamar. Beliau berkata, “ Nafa ini kamar kamu. Anggap seperti rumah sendiri ya! Kalau mau makan atau minum, atau nonton nggak usah bilang! Tapi maaf sekarang Tante harus pergi dulu karna ada urusan mendadak. “ “ Makasih Tante, maaf kalau saya merepotkan.” Jawab ku.



NEXT TIME….



Hari test tiba. Aku diantar Tante Lina ke INI BOS dengan mobil. Secepat mungkin ku kerjakan soal berbahasa inggris itu.Setelah selesai kemudian pulang, karena pengumuman masih dua hari lagi.



DUA HARI KEMUDIAN…



Lega rasanya di terima di INI BOS. Sore ini aku bersiap untuk menuju ke Asrama Little One, Asrama yang selama satu tahun akan ku tempati di INI BOS.



Sore tiba juga. Aku melangkah penuh gairah ke Asrama Little One. Yah, bisa di bilang karna memang semua ini kemauan ku,. Jadi, tanpa beban dan paksaan.



SAMPAI DI ASRAMA LITTLE ONE…

Wow, keren juga asramanya. Tapi sayangnya baru sampai di depan asrama Tante Lina segera pamit karena ada rapat mendadak. Makhlum, Tante Lina seorang direktur yang pastinya, super sibuk !



Ku buka pintu asrama itu. Masih sepi sekali. Aku masuk di kamar yang bernama ‘ini bos the first’ yang berada paling depan sendiri. Setelahku hitung, ternyata asrama itu punya lima kamar dengan masing-masing plat nama di pintunya.



Akupun langsung masuk. Hm… rupanya ada empat orang lagi selain aku. Tataan ruangannya lumayan bagus juga. Lima tempat tidur untuk satu orang plus meja kecil disebelahnya. Ada juga lima lemari kecil, satu meja belajar, satu AC, dan dua kamar mandi didalam kamar. Wow, amazing, ini asrama apa losmen, pikirku.



Sesaat setelah kuamati kamar itu aku memilih tempat tidur paling pojok, dekat jendela. Dan kemudian merapikan barang-barangku. He…he…iseng ku taruh vas bunga + bunga plastik dimeja dekat tempat tidurku. Seusai semuanya aku duduk ditempat tidur sambil menikmati panorama indah diluar sana.



“Assalamu‘alaikum” ujar seseorang diujung pintu kamar. Dia tinggi dan berkacamata. “Waalakumsalam” jawabku kemudian.



Setelah menjawab salamnya ceuk saja aku kembali ke arah jendela, sedangkan anak brkacamata itu merapikan barangnya. Ternyata dia memilih tempat tidur disebelahku. Ya, sudahlah…



Tak lama setelah anak itu membereskan barang-barangnya dia duduk ditempat tidurnya menghadapku. Nah, disini menjadi percakapan…



Bulan : “Maaf ganggu, kamu dari mana?” namaku Bulan.” (sambil mengulurkan tangan).

Aku : “ Namaku Nafa dari jogja” ( sambil menjabat tangan nya).

Bulan : “Enak juga ya disini. Banyak daun teh jadinya… hijau sejauh memandang.”

Aku : “ Setuju! Ambil jurusan apa ?”

Bulan : “Entahlah… Next Time.” (ujarnya sambil mengangkat bahu)



Tiba-tiba…ada yang membuka pintu. Dia tampak jangkung.Tanpa salam dulu dia berteriak, “Wow keren…nggak nyesel deh.” Serempak pastinya aku dan bulan menoleh.



Setelah anak itu sadar di dalam ada orang, ia berkata, “Oh, sory…baru nyadar ada orang.” Sesaat dia menutup pintu dan membukanya lagi, sambil berkata, “Assalamu’alaikum.” “Wa’alaikumsalam” jawabku dan Bulan serempak disertai heran.



Kemudian anak itu masuk dan membereskan barangnya. Dia memilih tempat tidur di dekat lemari. Suasanapun jada sepi, karena aku dan Bulan sama-sama bengong melihat kelakuan anak yang terlihat tomboy itu.



Rupanya banyak juga barang bawaan anak itu. Sementara itu ada yang masuk lagi sambil mengucapkan salam, “ASSALA’MUALAIKUM” kompak dua orang yang terlihat kembar. “Wa-a-laikumsalam” Lirih aku dan Bulan bersamaan menjawab tergagap, sedangkan anak yang terlihat Tomboy tadi cuek, karena mendengarkan MP4. Jelas saja ia tak dengar.



Amazing. Ternyata tak terlihat seperti kembar lagi, mereka memang benar-benar kembar.

Identik pula. Dan merekapun tak begitu peduli, ada yang tidak mejawab salam mereka, langsung saja tanpa ba-bi-bu mereka memberesi barang mereka. Akupun jadi berpikir, Bagaimana membedakannya hampir nggak ada bedanya gitu.



Saat semua seperti sibuk sendiri-sendiri, aku sibuk melamun, Bulan sibuk membaca, sisanya sibuk dengan barang masing-masing.



Memang khusus hari itu di pakai untuk istirahat Full. Shalatpun kali ini di asrama, 5 waktu di asrama semua lho.



Detik demi detik, akhirnya semua selesai dengan barang masing-masing. Sementara si kembar sama-sama ke kamar mandi, anak yang terlihat tomboy itu memperkenalkan diri. Di saat ini terjadi percakapan sebagai berikut :



Marsya : “Hai, sory nie, namaku Marsya. Kalian?”

Bulan : “Aku Bulan, kalau ini Nafa.” (ujarnya sambil menunjukku menggunakan pandangan).

Aku : “Hai juga.” (ujarku sambil tersenyum tipis).

Marsya : “INI BOS keren ya?”

Bulan : “Ya…begitulah.”







Setelah si kembar keluar dari kamar mandi, mereka jadi ikut nimbrung. Berlanjutlah percakapan tadi seperti di bawah ini :



Deva : “Hai, aku Deva and di sebelahku Diva, kembaranku.”

Diva : “Hai, nimbrung dong ! nama kalian siapa?”

Marsya : “Aku Marsya, ini bulan and ini Nafa.” (ujarnya sambil menunjuk kita dengan pandangan).

Bulan : “Baytheway, gimana cara mbedain kalian?

Aku : “Yoi, habis hampir nggak ada bedanya sih.”

Marsya : “Aduh Nafa, bukan hampir lagi, tapi emang nggak ada bedanya mungkin.”

Deva : “Kamu yang ngomong, apa aku Div?”

Diva : “Dari tadi kamu terus Dev, gantian dong!”

Deva : “Ok, silahkan..”

Diva : “Gampang aja kok cara ngebedain kita. Kita itu beba selera cuy !”

Deva : “Yup, aku slalu serba biru and Diva slalu serba ungu.”

Marsya : “Kalau pakai sragam sekolah?”

Diva : “Ya pake pin lah.he..he..”

Bulan : “Eh, udah yuk ngomong nya, kita kan harus siap untuk besok.”



Setelah percakapan itu suasana kamarpun hening, karena semua sibuk sendiri-sendiri.



MOS di ISLAMIC INTERNATIONAL BOARDING SCHOOL hanya berjalan 2 hari, satu hari penuh untuk acara dan satu hari lagi digunakan untuk mempersiapkan jurit malam di malam harinya.



Semua acara berjalan dengan lancar, meskipun Bulan sempat pingsan saat jurit malam karena ditakut-takuti oleh kakak kelas yang menyamar menjadi hantu pocong.



PAGINYA SETELAH JURIT MALAM…..



Kini tinggalah pengumuman peserta terbaik pada MOS kali ini.



Saat pengumuman dibacakan ternyata kelompok Yupiterlah yang menang. Ya, Yupiter adalah kelompokku. Kami sekelompok bersorak bahagia dengan mengucapkan Hamdallah bersama-sama. MOS kali ini memang benar-benar menyenangkan meskipun hanya 2 hari.



--------------------------selesai---------------------------



MAWAR PUTIH, SAHABAT DAN LEUKIMIA



Claudia Nisrina Maharani. Sosok yang lembut, penuh simpatik, feminims dan sangat menyayangi mawar putih.



Hebat ! satu hektar kebun halaman ia sulap menjadi hamparan bunga mawar putih. Sangat terawatt dan harumnya sampai ke jalan-jalan.



Aku beruntung mempunyai sahabat seperti dia. Tapi sayang kita berbeda kota. Aku berada di Jakarta, sedangkan dia berada di Jogja. Rina, begitu selalu aku memanggilnya.



Yes, besok libur panjang akan dimulai. Aku berencana ke Jogja menemui Rina. Pasti udara disana sejuk dibanding Jakarta, tinggal dirumah nenek selama liburan nanti pasti akan sangat menyenangkan.

Perjalanan kali ini aku hanya melamun membayangkn ditengah-tengah satu hektar bunga mawar putih sambil bermain kejar-kejaran dengan Rina. Hm..



Turun dari kereta aku menarik nafas panjang. Meskipun panas tetapi udaranya memang lebih sejuk dibanding udara di Jakarta.



Sampai dirumah nenek aku langsung menuju rumah Rina. Sampai dirumah Rina dia menyambutku dengan ramah, “Eh, Fara. Apa kabar?” “ Baik… Rin, kok kamu pucat? Sakit? Yah… padahal aku pengin mengajak kamu ke rumah pohon. “ jawabku. “Sok tau kamu Ra. Ya udah tunggu apa lagi?” lanjut Rina.



Aku langsung berlari, tapi tiba-tiba Rina lirih berkata, “Fara jangan lari-lari dong. Aku nggak boleh kecapekan nih.” Akupun menunggu Rina dan kita nantinya menuju tempat rumah pohon.



Tepatnya tempat itu ditengah-tengah kebun milik Rina. Di sana benar-benar seperti taman, karena terdapat air mancur dan ayunannya juga. Saat indah ditempat itu adalah… sunsetnya yang elok rupawan.



“Rin, kamu tadi bilang nggak boleh kecapekan, mukamu juga pucat. Kamu jujur deh sama aku! Aku masih kamu anggap sahabat khan?” ujarku dibawah rumah pohon. Rina yang sedang main ayunan berkata, “Fara, sampai kapanpun kamu tetap sahabat aku. Kalau kamu masih menghargai aku, tolong dong jangan tanya kaya gitu. Eh, mau nggak nanti lihat sunset?”



Aku diam sejenak, penasaran tapi aku nggak bisa nolak permintaan Rina, untuk tidak tanya-tanya lagi. “ Boleh juga tuh. Sudah lama kita khan nggak lihat sunset bareng-bareng seperti dulu. Jam 18.00 ke sini ya!” jawabku yang kemudian disusul anggukan Rina.



Rina bangkit dari tempat duduknya dan mengambil beberapa mawar seraya berkata, “ Fara, ini buat kamu. Bagus khan kalau disimpan dikamar, kamarnya pasti bisa wangi.” Akupun menerima uluran bunga itu. “Makasih…”



Rr..rr..rr..Handphoneku berbunyi tanda ada panggilan masuk. “ Rin, sebentar ya…Halo ma?” ujarku. “Fara, cepet pulang! Masak datang-datang langsung keluruyan.” Jawab mamaku diseberang sana.” Tapi ma…” “ Nggak ada tapi-tapian, ayo pulang! Mainnya nanti lagi khan masih bisa.” “Ya ma aku pulang” dengan segera kututup telepon.



“Rina, aku pulang dulu ya. Dimarahin mama nih he..he. Jangan lupa lho jam 18.00!” ujarku sambil melambaikan tangan seraya meninggalkan Rina yang hanya tersenyum.



Sore hari pukul 18.00 WIB

“Hitung sama-sama yuk…!” “5,4,3,2,1. “wow, benar-benar indah panorama sore itu bayang-bayang matahari yang membekas pada mawar putih…benar-benar menakjubkan.



PAGINYA…Hoah… “kak Fara, Kak Rina meninggal kak. “ ujar adikku. Innalillahi wa innalillahiro’jiun. Tak terasa air mata menetes begitu saja.



Dengan masih menggunakan baju tidur, kuambil jilbabku dan aku berlari menuju pemakaman Rina, masih dengan air mata yang tak terbendung.



Sampai disana…”Kak Fara? “ tanya Rani adik Rina yang terakhir kulihat masih bayi.” Iya …hiks…hiks…memangnya, memangnya kenapa?” ujarku terbata-bata sambil mengusap air mata.



Rani menyerahkan sebuah surat untukku yang ditulis Rina tepat sebelum dia meninggal.Dengan hati bergetar, perlahan kubuka surat itu.











Surat



Dear Fara, sahabatku

Assalamualaikum wr.wb.

Fara, mungkin saat kamu baca sat ini aku sudah pergi. Makasih untuk satu hari itu, kamu udah bikin aku merasa berarti walau sebentar.

Maaf aku bohong Fara. Aku nggak mau kamu sedih karena aku…Maaf, aku menyembunyikan penyakitku dari kamu.

Perlu kamu ketahui Fara. Aku ingin tetap disini tapi penyakit Leukimia ini tak bisa aku cegah.

Permintaan terakhirku.. cari sahabat lagi, rawat dan sayangi bunga mawar putihku dan jangan lupakan aku.

Dari ini…mungkin kamu bisa menemukan arti sahabat, bunga mawar putih yang indah, juga penyakit ini yang membuatku selalu tegar.

Sekian dulu ya Fara…Baik-baik disana, aku disini selalu tersenyum untukmu…



Wassalamualaikum wr.wb.



Benar kini aku tak kuasa untuk menahan air mata yang terus mengalir…….



***************************selesai************************



blogsmpitabubakar

We are.., This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar

Leave a Reply

Select Menu