Diberdayakan oleh Blogger.

Racing

OSIS

Prestasi Siswa

Cerpen Siswa

LABEL

Artikel

» » Sekolah Islam Terpadu Mengajari Anak Jujur

Jujur adalah sebuah kata yang sangat mahal harganya. di zaman sekarang ini susah sekali mendapatkan orang jujur. karena kejujuran berarti mempertaruhkan kehidupan duniawi. tapi apalah artinya kehidupan duniawi bagi orang-orang yang beriman. itu tak lebih hanya hiasan belaka yang suatu saat pasti akan lusuh dan ditinggalkan.
Bermula dari pemikiran di atas, maka aku mengarahkan anak-anakku untuk selalu bersikap jujur. sehingga dalam kehidupan dan pergaulan sehari-hari kami selalu tampak harmonis dan menerima dengan ikhlas apapun yang akan terjadi atau apapun yang terlihat dan nampak di depan mata.
untuk mendukung program rumah tangga kami dalam menciptakan anak-anak yang jujur, kami menyekolahkan anak-anak pada sekolah Islam Terpadu. Alhamdulillah, kejujuran memang sangat ditanamkan. anak-anak saya tidak ada yang berniat ataupun melakukan contek mencotek. apalagi berusaha mencari bocoran soal. ketika saya pancing anak saya dengan pertanyaan : “nak, kenapa tidak ke rumah tetangga sebelah yang bisa memberikan jawaban untuk UN besok?”. Beginilah jawaban anakku : “bu, itu dosa, untuk apa aku belajar susah payah selama ini? untuk apa guruku mengajari selama ini? untuk apa ayah dan ibu memintaku jujur selama ini?”
Oh, alangkah bahagia hatiku tatkala mendengar jawaban tersebut, yang bisa keluar dari mulut anak SD Islam Terpadu.  ternyata di sekolah tersebut betul-betul menanamkan nilai-nilai kejujuran.
Selain itu ada yang membanggakan bagi kami, anak-anak betul-betul diperhatikan satu per satu. tidak ada jarak antara guru dan murid, ketika suatu saat saya melihat anak saya bergelayut di lengan sang guru, sang guru malah tampak senang dan bercengkrama dengan mereka. aku membayangkan jika ini terjadi di sekolah SD Negeri, sudah dapat dipastikan anak-anak tersebut akan dimarah. hadauuuu…… Lantas jika dilihat gaji guru-guru Sekolah Islam Terpadu tersebut, ternyata jauh dibawah gaji guru-guru yang berstatus pegawai negeri. Jadi siapakah sebetulnya yang layak menuntut kenaikan gaji? Siapa yang layak disebut guru yang berbakti? Siapa sebetulnya yang layak disebut Guru?
Semua masih dalam kelam.
*)Sumber : edukasi.kompasiana.com

blogsmpitabubakar

We are.., This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar

Leave a Reply

Select Menu