Diberdayakan oleh Blogger.

Racing

OSIS

Prestasi Siswa

Cerpen Siswa

LABEL

Artikel

» » My Life Story

By Sabila Aulia Husna
*Prolog
            Saat kutapakkan kakiku di bandara,rasa terharu menyelubungiku,akhirnya,aku sampai juga di Eropa,tepatnya kota Paris,sebuah kota yang di dalamnya kuukir beribu impian dan kugantungkan berjuta harapan,sebuah kota yang sudah menjadi tujuanku sejak lama.
            Sekilas,kulihat diriku di depan kaca dekat cafetaria,baju potongan berwarna coklat yang dibalut jaket bulu yang dominan,sarung tangan,kaca mata,dan sepatu coklat,”Elegant” batinku dalam hati,tentu saja aku masih berjilbab,namun inilah aku sekarang,jauh berbeda dengan aku yang dulu,kini aku telah dewasa.
:: :: ::
*My Apartement
            Kuserahkan alamat sebuah apartement pada sopir taxi yang kunaiki,lampu merah di perempatan menghentikan laju mobil taxiku,”Suasana malam kota Paris,indah” bisikku pada diri sendiri.
            Setelah perjalanan kurang lebih 15 menit,aku berhenti di depan sebuah bangunan klasik yang tampak nyaman,”Merci,Terima kasih” kataku ramah pada sopir taxi itu,seulas senyum tersungging di wajahnya.Setelah taxi itu hilang dari pandaganku,aku mulai melangkah ke pintu masuk.
            Magnifique!,Luar biasa!” kataku setelah melihat ke dalam.Memang apartement ini sudah kubeli,namun aku memesannya dari Indonesia,jadi aku belum sempat melihat-lihat kondisi yang sebenarnya.
            Aku segera masuk ke kamar,suasananya segar,penuh warna,full colours!.Spring bed yang empuk ditambah bed cover yang lembut dan hangat,”Tidurku akan nyenyak malam ini!” kataku setengah berteriak.Karena ingin cepat-cepat pergi ke dunia mimpi,aku langsung menyambar handuk,alat mandi dan baju ganti,aku akan membersihkan diri di kamar mandi,berendam air hangat di bath up,rileks!.
            Setelah kurasa cukup,aku pun segera berganti baju dan pergi ke kamar.Bersiap ke dunia mimpi!.Terasa begitu nyaman kasur ini,aku jadi teringat bagaimana kasurku dulu,saat aku mengenyam pendidikan di SMP.
:: :: ::

*Hari Pendaftaran
            Ayah berhenti di depan sebuah warung kecil,lalu beliau menyuruhku membeli permen,entah untuk apa,mungkin sekedar untuk pelega tenggorokan.
            “Ayah,apakah masih jauh SMPIT Abu Bakar itu?” tanyaku lesu,satu setengah jam aku duduk di atas motor,tak leluasa bergerak,perjalanan ini menguras banyak tenagaku,aku lelah!.Ayah hanya mendongak ke atas,aku mengikuti kemana pandangan ayah tertuju,aku melihat sebuah papan yang tertera di depan sebuah gardu hijau yang indah.Seulas senyum cerah kusunggingkan,ekspresi lega terpancar dari wajahku,ternyata sudah sampai!.
            Ini hari dimana aku mendaftar masuk SMPIT ini.Ayahku menyerahkan beberapa formulir yang sudah diisi,setelah itu ayahku berbincang sebentar dengan ustadzah yang ku tahu bernama ustadzah.Atin.
:: :: ::
*Satu Langkah Awal
            Sudah berselang beberapa hari semenjak aku mendaftar tempo lalu,hari ini,hari yang bersejarah dalam hidupku,inilah hari dimana satu langkah awal dari kesuksesanku terbentuk,ini juga hari yang paling berat dalam hidupku,pergi meninggalkan rumah,keluarga,HP,komputer, dan banyak kenangan lainnya.
            HPku berbunyi,ada pesan masuk ke inboxku.
*  Dida  : Semangat,Bil!,bersama-sama kita pergi menuju sukses!
*  Bila   : Sipp!,jangan berfikir ini buruk,buatlah ini menjadi sepotong kenangan kecil yang
selalu kita ingat,aku ingin merantau,menjemput kesuksesan,aku yakin,aku bisa! J.


SMS penyemangat dari temanku hanya kubalas dengan SMS yang tak memiliki banyak
makna,datar.Sesaat hatiku berdesir,ingin rasanya aku menangis,       tapi kucoba untuk menahan- nya,kata merantau entah mengapa membuatku lebih semangat,mungkin karena aku terinspirasi dari beberapa buku yang aku baca,tentang perantauan yang membuahkan kesukesan.
            Aku siap,semangatku full,persiapanku matang dan senyum cerah tetap tersungging di wajahku.Di perjalanan aku tidak merasakan sedih sedikitpun,aku masih terbuai oleh bayangan indah tentang sekolahku,dan tak lama,aku tertidur pulas
           

Saat aku terbangun,ternyata aku sudah sampai di depan asrama Khadijah,asramaku. Setelah aku selesai berbenah,memasang seprai dan sebagainya,ayah berkata hendak pulang,tadi aku sudah menyaksikan beberapa perpisahan antara anak dengan orang tuanya,dan kebanyakan diiringi oleh tangisan dan air mata,sebenarnya aku tak berharap hal yang sama terjadi padaku,tapi kenyataannya saat aku memeluk badan ayah,air mata mengalir di pipiku,aku tak ingin ayah pergi.
            Malam harinya,aku menangis lagi,walau tanpa suara,tangisan ini sudah menyatakan segalanya,bagaimana tidak?!,aku disini terdampar seorang diri,terpisah dari kedua temanku yang juga mendaftar di sini,aku sendiri,disini semuanya terasa asing bagiku,aku hanya ditemani sedikit keberanian,aku tak berdaya.
            Satu malam lagi kulewati di atas kasur kecil-tingkat ini,panas,sempit,tak leluasa,keringatku lengket di punggung,tak biasa aku tidur tanpa kipas angin,aku kepanasan!.
:: :: ::
*SMPIT Abu Bakar
Inilah sekolahku,di sini terdapat  satu masjid,koperasi,GOR, dan 2 gedung yang digunakan sebagai ruang kelas.
Aku masuk ke ruang kelasku,kelas 7F,aku hendak memilih tempat duduk di sebelah Isla,temanku,namun sebelum aku sampai di tempat duduk itu,seorang anak yang kurasa teman seasrama dengan Isla sudah mendahuluiku,aku terpaksa duduk dengan orang yang belum aku kenal,aku hanya terdiam,tak berani bicara ataupun menjelajah ke sekitar gedung ini,aku hanya melamun.Lamunanku akhirnya dibuyarkan oleh suara bel yang menandakan bahwa seluruh siswa harus menuju lapangan,itu tandanya MOS akan di mulai
“Atribut MOS yang unik” komentarku.Kerudung yang terbalik,atau lebih tepatnya sengaja dibalik,topi dan tas yang terbuat dari plastik kresek,jepitan baju dan rumbai-rumbai yang terbuat dari rafia,inilah kostum yang harus aku kenakan selama tiga hari,cukup membuatku malu karena namaku terpampang pada topi itu,namun anak baru seperti aku bisa apa? melawan kakak-kakak osis dengan menentang untuk tidak mengenakan atribuit ini? mustahil!.
Selesai upacara pembukaan MOS,seluruh siswa baru diharuskan untuk menuju ke GOR,aku berjalan dengan kedua temanku,Isla dan Mila,kuakui aku bukan tipikal orang yang supel,aku terlalu malu dan cenderung menutup diri.Sesampainya di GOR kami disuruh untuk membuat shaf dan mendengarkan sedikit informasi tentang macam-macam ekstakulikuler,setelah mendengarkan beberapa pilihan,kuputuskan untuk mengambil ekskul Jurnalistik atau English Speaking Club.
Pengumuman selesai,ketika aku hendak pergi,ada seseorang yang memegang pundakku,aku menoleh dan aku melihat seorang anak yang nampaknya juga belum memiliki teman akrab,dia adalah Denia,nama yang cukup asing bagi seseorang yang berasal dari Jepang,tepatnya Yokohama.Dia bertanya padaku apa saja pilihan ekstrakulikulernya,dia tidak terlalu faham apa yang dijelaskan oleh kakak-kakak osis tadi,ya,karena ia berasal dari Jepang.Setelah aku menjelaskan panjang lebar padanya,dia memutuskan untuk ikut KIR.
Aku dan Denia pergi bersama menuju kantin,di kantin kami mulai mengintrograsi satu sama lain,gaya bicaranya masih kental dengan aksen Jepangnya,dia belum terlalu mahir berbicara bahasa Indonesia akhirnya aku harus menjelaskan panjang lebar padanya tentang maksud dari apa yang kukatakan,setelah cukup lama mengobrol dan puas tertawa,akhirnya bel berbunyi lagi,tanda bahwa semua siswa baru harus menuju ke lapangan untuk lomba antar kelompok.
:: :: ::
*La Sorbonne
Aku melangkah menuju gerbang,awalnya aku berjalan santai sambil mengamati halaman universitasku yang bisa dibilang cukup luas,namun bunyi lonceng membuatku sedikit berlari menuju ruang kelas.Untunglah aku belum terlambat masuk kelas,kulihat kursi di depan kelas masih kosong,itu tandanya dosen yang mengajar belum datang,pelajaran pertama adalah sastra,dan aku sangat beruntung karena aku tidak terlambat,dari desas desus yang kudengar dosen sastra yang baru itu killer.
Aku memilih untuk duduk di baris kedua,di sampingku telah duduk seorang wanita yang kurasa cukup menarik.Sekilas ia memandangku dan tersenyum ramah padaku,aku membalas senyumannya dan kemudian kami saling memalingkan muka karena dosen killer itu sudah datang.
Lonceng berbunyi,tanda istirahat,aku memutuskan untuk pergi ke kantin.Aku membeli satu sandwich ikan tuna dan sekotak jus jeruk,tiba-tiba wanita yang duduk di sampingku tadi menghampiriku,kurasa ia hendak mengajakku berkenalan.“Bonjour!” katanya,matanya hijau jernih dan rambutnya berwarna tembaga,aku suka gayanya memandangku,pandangan yang bersahabat,“Bonjour” balasku,“What is your name?” tanyanya kepadaku,kurasa ia tahu bahwa aku belum terlalu mahir berbahasa Perancis,aku melihatnya terus memperhatikanku saat aku berbicara Bahasa Perancis yang terbata-bata di kelas tadi,jadi dia menggunakan Bahasa Inggris untuk berbicara padaku,pelafalan Bahasa Inggrisnya sedikit lucu karena dia masih kental dengan aksen Perancisnya,“Bila,Sabila Aulia Husna” jawabku,kulihat dia sedikit bingung “Pardon?,Maaf?” tanyanya,kali ini aku menjawab dengan sedikit lebih tenang,aku dapat melihat dia mengucapkan namaku beberapa kali sambil mengangguk “Emilie” jawabnya sambil mengulurkan tangan “Emilie John” ulangnya.
Emilie memiliki perawakan yang kecil dan dia termasuk baby face,dengan keadaannya yang seperti ini kuyakin banyak yang tetarik padanya.
Cukup lama juga aku ngobrol dengan Emilie,aku jadi teringat Denia,dia teman pertama yang mengajakku berbicara di GOR dulu,kini ia melanjutkan kuliahnya di Jepang,tanah kelahirannya
:: :: ::

*Keajaiban 1 Nasehat
            Aku mulai panik dan terus meraba-raba meja kecil di dekat kasurku,aku membuka lacinya dan mengeluarkan semua isinya,kamarku benar-benar seperti kapal pecah sekarang.Aku kehilangan gelang perakku,itu gelang pemberian ibuku sewaktu di bandara dulu,saat aku hendak ke Paris,dan aku menghilangkannya! Bodoh!
            Untunglah hari ini hari Minggu,jadi aku tidak pergi ke kampus,dan kuputuskan bahwa agendaku untuk hari ini adalah mencari gelangku dan merapikan kamarku.
            Aku mencoba bersikap tenang sambil mengingat-ingat dimana aku terakhir kali meletakkan gelangku.“Bisakah aku lebih berhati-hati lagi dalam menyimpan benda berharga?,mengapa aku begitu ceroboh?!” kataku menyalahkan diri sendiri “Tak apa,benda itu bukanlah milikku,itu milik Allah,dan Dia berhak mengambilnya kapanpun,intinya aku hanya dipinjami,itu saja..” kataku mencoba untuk tenang dan berhenti menyalahkan diriku sendiri “Tapi,bagaimana bisa aku menghilangkannya,aku yakin aku masih memakainya saat aku tertidur tadi malam” kataku menyangkal “Santai,kehilangan barang itu wajar,kurasa Allah sudah menakdirkan gelang itu harus hilang,dan itu yang terbaik,aku harus menerimanya dengan ikhlas” aku terus menasehati diriku sendiri “Tidak! Ini salahku,aku terlalu ceroboh!” aku mulai tak bisa berfikir jernih “Stooop! Hentikan semua ini!” kataku pada diriku sendiri,inilah pertengkaran yang sering aku alami,pertengkaran dengan diriku sendiri,ya,aku mulai sedikit pusing dan kuputuskan untuk beristirahat sejenak di depan TV sambil memakan semangkuk sereal dan pancake.
:: :: ::
            “Dimana?” aku sedang terburu-buru sekarang,dan aku harus bertambah panik ketika aku tahu bahwa kerudung pink yang hendak aku kenakan itu tak ada di lemari,aku mencari kerudung itu di tumpukan baju kotorku,tapi tak ada,aku pergi ke jemuran dan sibuk memutar-mutar baju,dan aku tetap tak menemukannya,.aku bingung,itu kerudung dari ibuku,dan good job,aku menghilangkannya! aku hanya bisa terduduk di kasurku,temanku sudah memanggilku dari tadi untuk segera pergi ke sekolah,akhirnya kuputuskan untuk mencarinya nanti,selepas aku pulang dari sekolah,dan terpaksa aku memakai kerudung hitam yang tersedia di lemari.
            Sepulang dari acara di sekolah,aku mulai mencari lagi kerudungku yang hilang,aku hendak menangis sebelum akhirnya aku teringat nasehat dari ibu,ibu menyuruhku untuk tetap ikhlas jika aku kehilangan sesuatu,dan sekarang aku kehilangan kerudung,aku mencoba untuk ikhlas,tapi tetap saja,itu termasuk kerudung favoritku,aku tak bisa tenang begitu saja jika kerudung itu hilang.
            “Ahh,dimana?” aku sedikit merengek saat mencari kerudungku untuk kedua kalinya,aku membuat lemariku terlihat sangat berantakan kini,“aku yakin aku belum memakainya” kataku pada diriku sendiri “Sudahlah,daripada aku marah-marah begini,lebih baik kuikhlaskan saja kerudung itu,Allah sudah mengambilnya lagi” kataku setenang mungkin,aku sangat hafal dengan nasehat itu,dulu saat aku kehilangan barang,ibu selalu mengatakan hal itu,bahwa semua benda yang ada di dunia ini adalah milik Allah dan selalu kembali kepadaNya,bahkan nyawa kitapun pasti akan kembali lagi kepadaNya,dan yang kulakukan sekarang adalah mencoba mendalami nasehat itu dan kembali membereskan lemariku.“Ada yang mencuri!” tebakku asal-asalan,tuduhan-tuduhan mulai kujatuhkan pada teman-temanku yang sesungguhnya tak bersalah,sebelum aku bersuudzan lebih jauh,nasehat ibu kembali mengingatkanku,dulu ibu pernah berkata padaku “Jangan bersuudzan”,saat itu usiaku baru tujuh tahun,aku belum tahu makna dari kata itu,akhirnya dengan penuh cinta ibu menjelaskannya padaku.Setelah aku mengingat nasehat ibu 6 tahun lalu hatiku tenang dan aku menarik kembali semua tuduhanku pada teman-teman,aku kembali membereskan lemariku dan aku mencoba melupakan kejadian kerudung ini.
:: :: ::
*She is Nomero Uno
            Ratatouille,pancake,baguette,susu segar,dan jus jeruk,makanan inilah yang sering kali mengisi hari-hariku selama di Paris.Aku punya satu pengalaman buruk terkait dengan makanan beberapa hari lalu.
Sekarang aku berada di Paris,tentu hal yang wajar apabila aku mencoba makanan tradisional di sana,dan salah satu makanan tradisional yang kucoba adalah escargot,awalnya aku tak tahu rasanya akan seburuk ini,aku mencoba memasukkan satu escargot ke mulutku,dan dikunyahan pertama aku sudah memuntahkannya,benar-benar pengalaman yang tak ingin kuingat.Yang jelas aku rindu akan makanan Indonesia,sate,nasi uduk,kupat tahu dan yang paling kurindukan adalah masakan ibu dan nenekku,that is very delicious.
:: :: ::
           
“Kerupuk..janggel..aku makan apa?” kataku lirih setelah aku melihat menu makan malam hari ini,aku tertegun,memang makanan di asrama jarang sreg dengan lidahku,namun biasanya makanan itu kupaksakan untuk tetap masuk ke mulutku,tapi hari ini berbeda,jika biasanya aku tak suka lauknya,sayurnya aku suka,begitupun sebaliknya,namun ini,aku tak suka kerupuk,apalagi janggel,ahh..
            Aku mencari teman yang memiliki abon sebagai ganti makan malam hari ini,dan akhirnya aku meminta abon milik Naila,anak terajin di asrama,bayangkan saja,bangun jam tiga pagi,salat tahajjud,mandi lalu menata buku,itulah agendanya setiap hari,belum pernah ada sejarah yang mencatat bahwa dirinya pernah terlambat ke sekolah,tidak satu kalipun.Dia juga bisa dibilang sebagai jam beker asrama,banyak pesanan untuk dibangunkan olehnya,dan dia sangat berjasa bagiku karena aku memuntahkan semua curhatanku kepadanya,dia membantuku menyelesaikan masalahku dan dengan setia selalu bisa membuatku tersenyum saat aku sedih.
:: :: ::
*My Little Best Friend
            Hari ini tanggal 20 Juli,Emilie berulang tahun dan aku sibuk memilih kado di sebuah toko jam tangan ternama yang ada di Paris,aku memilihkan jam tangan berwarna hijau karna itu warna favoritnya,jam itu unik,meski kecil dan sederhana tapi jam itu akan terlihat anggun dan sangat pas jika dipasang di tangan kecil milik Emilie.
Aku tak hanya menyiapkan sebuah kado,tetapi aku menyiapkan dua,yang satu akan kuberikan pada Emilie dan sebuah lagi untuk kukirimkan ke swiss,aku juga memiliki seorang sahabat di sana,di swiss,ya,dia adalah sahabat semasa aku masih di SMP dulu,kini ia melanjutkan kuliahnya di swiss dan membangun sebuah perusahaan coklat di sana,aku senang cita-citanya menjadi seorang pengusaha coklat sudah tercapai diumurnya yang masih muda,ya dia masih berumur 18 tahun dan dia sudah sukses menjadi seorang pengusaha.Aku memberikan sepasang sepatu untuknya,sepatu berwarna hijau,karena hijau juga warna favoritnya.
:: :: ::
Hari ini adalah hari ketujuh yang aku lewati di rumah nenek,ya,aku libur tiga minggu setelah UAS,dan hari ini aku akan menghabiskan waktuku di depan komputer.
Aku membuka facebook dan mendapati dua pesan di inboxku,aku membaca pesan yang pertama,tak penting,pesan dari seorang temanku yang terus saja membahas tentang kucing barunya,dan aku pun membuka pesan kedua,pesan dari Rifa,aku membacanya dengan teliti,setelah aku selesai membaca,aku terdiam,antara percaya dan tak percaya akan apa yang baru saja kubaca,Rifa menembakku sebagai seorang sahabat,dari awal aku berjumpa dengannya saat hari terakhir MOS dulu,aku langsung tertarik dengannya dan kami langsung bisa menjadi teman akrab.
:: :: ::
Persahabatan itu menarik,terkadang ada sedikit konflik disana,dan itu hal yang wajar,tak jarang aku dan sahabatku bermusuhan,entah karena hal sepele atau memang hal yang rumit,aku sudah terbiasa dengan situasi seperti ini,yang perlu aku lakukan hanyalah membicarakannya baik-baik.
Seperti seminggu yang lalu,Emilie bersikeras untuk tetap tak menghiraukanku,aku tahu itu bukan sifatnya,Emilie adalah orang yang tak mudah menaruh dendam,aku tahu dia sebenarnya masih memperhatikanku secara diam-diam,buktinya saja saat aku terjatuh kemarin,Emilie langsung panik dan hendak menolongku,namun ia kalah cepat dengan anak yang kutahu memang bertugas di san atau sanatorium,hari ini,anak itu sudah membantuku berjalan menuju san,dan setelah aku sembuh sikap dinginnya kembali lagi.
Cukup hebat juga Emilie mempertahankan sifat dinginnya terhadapku,hingga suatu hari aku mengagetkannya di kantin,sudah pasti dia memalingkan wajahnya dari hadapanku,namun aku tahu bahwa ia sedang menahan agar dirinya tidak tertawa,setelah itu sandiwarapun dimulai. “Do you angry with me?” tanyaku membuka pembicaraan,Emilie masih tetap tak mau memandang wajahku,dia hanya menghembuskan nafas pelan sebagai jawaban,aku mengeluarkan dua batang coklat kesukaannya,aku tahu dia sudah tak bisa lagi menahan kepura-puraannya selama ini,dia pun tertawa dan mencoba mencubit pipiku,namun aku sudah bisa menebak apa yang akan dilakukannya dan akupun langsung menghindar.“You always know how to make me smile” katanya sambil mengambil sebatang coklat yang terletak di atas meja,coklat,salah satu makanan favorit sahabatku yang sekarang berada di swiss,dan itulah salah satu alasan mengapa dia melanjutkan kuliah di swiss,ya,karena coklat,cukup banyak juga kesamaan antara Emilie dan dirinya,mulai dari tanggal lahir hingga makanan favorit,aku beruntung bisa mengenal mereka berdua.
:: :: ::
*Shopping
Paris,termasuk salah satu kota fashion yang terkenal di seluruh dunia,siapapun pasti akan menjumpai banyak sekali toko-toko yang menjual baju,sepatu,tas dan sebagainya,dan pastinya banyak dijumpai shoppaholic di Paris,dan salah satunya adalah aku.
Hari ini hari Minggu,aku dan Emilie berencana untuk bersepeda berkeliling kota,namun tampaknya cuaca sedang tidak bersahabat denganku dan Emilie,langit mendung dan tampaknya sebentar lagi akan turun hujan,bukan berarti acara jalan-jalan di batalkan,aku dan Emilie mempunyai seribu satu cara untuk tetap pergi jalan-jalan,dan akhirnya aku pun memutuskan untuk mengganti sepeda dengan mobil jazz milik Emilie.
Kami berhenti di salah satu toko dompet ternama di Paris dan kami memulai perburuan.Sekitar setengah jam kami berada di sana dan kami masing-masing membeli satu dompet kulit berwarna cream,sederhana namun tetap glamour untuk anak seusiaku,hujan membuatku dan Emilie menjadi keroncongan,akhirnya kami memutuskan untuk berhenti di salah satu café yang menjual beraneka macam roti dan kopi.Setelah sampai,aku memesan Garlic Bread dan Cappucino Mint.
Dengan sudut mata aku dapat melihat seorang wanita terus menatapku,awalnya aku biasa saja,namun kemudian dia berjalan mendekatiku dan aku mulai was-was,“Sabila Aulia Husna?” tanyanya kepadaku,“Yes,and,who are you?” aku balik bertanya padanya,dia hanya tersenyum,“Aku Ulya” jawabnya menggunakan bahasa Indonesia,“Ulya?” tanyaku setangah tak percaya,lalu aku dan Ulya pun berpelukan.Ulya adalah temanku saat aku SMP dulu,dia datang kemari karena sedang ada tugas dari kampusnya untuk meneliti beberapa hal yang tidak kumengerti karena bersangkutan dengan dunia kedokteran.Aku mengenalkan Emilie pada Ulya,dan akhirnya kami bertiga menunggu hujan reda sambil mengobrol dan menikmati kudapan masing-masing.
:: :: ::
Kami hanya saling berpandangan dan tersenyum nakal,hari ini adalah hari bebas bagi siswa yang tidak ikut remidial,tidak ada acara resmi atau agenda wajib yang harus dilakukan,karena aku tidak ikut remidial akhirnya aku mengajak ketiga temanku,Ulya,Naila dan Bilqis untuk pergi jalan-jalan ke Gramedia,atau lebih tepatnya Galeria.Ustadzah tidak mengizinkan kami,anak-anak boarding,untuk pergi ke Amplaz,namun ustadzah tak pernah berkata bahwa kami tak diizinkan untuk pergi ke Galeria,jadi tidak ada salahnya kami pergi ke sana,itu yang ada dalam fikiran kami saat hendak pergi ke Galeria.
Kami memang izin untuk pergi ke Gramedia,tapi maksud kami adalah gramedia yang ada di Galeria bukan Gramedia pusat,kami sadar bahwa apa yang kami lakukan sebenarnya bukan perbuatan yang baik dan sudah ada beberapa kejadian buruk yang menimpa anak-anak nakal seperti kami,namun agar kami tidak merasa begitu bersalah,kami memutuskan pergi ke Gramedia pusat terlebih dahulu karena memang itu alasan yang kami berikan pada ustadzah agar kami diperbolehkan untuk pergi jalan-jalan.
Jarak antara Gramedia pusat dan Galeria cukup dekat,kami tak berkeberatan berjalan kaki di siang yang terik ini dari halte ke Gramedia lalu ke Galeria.Setelah beberapa jam kami berada di Gramedia pusat kami keluar tanpa membawa apa-apa,karena memang bukan tempat ini yang menjadi tujuan kami,tak ingin berlama-lama membuang waktu,kamipun segera menuju Galeria,ada sedikit rasa was-was menghantui kami,kami takut jika ustdzah tidak ridho apabila kami pergi ke Galeria akan ada sesuatu yang buruk siap menimpa kami,tapi syukurlah kami menginjakkan kaki di Galeria dengan selamat,cukup lama juga kami berada di Galeria dan batas waktu yang diberikan ustadzah kepada kami hampir habis,tinggal satu jam lagi,dan kamipun memutuskan untuk pulang sekarang,sebelum pulang kami menyempatkan diri untuk membeli ice cream Mc.Flurry terlebih dahulu,it’s a one of the sweetest day of my life.
:: :: ::
*Epilog
Aku sudah menyelesaikan S2-ku di Paris,dan aku berencana untuk mengambil S3 di Amerika,tepatnya di Universitas Harvard,namun sebelum aku berangkat ke Amerika,aku menyempatkan diri untuk pulang ke Indonesia.
Lima hari lagi aku berangkat ke Amerika,dan hari ini aku akan pergi ke sebuah acara yang sangat penting dalam hidupku,acaranya diadakan di kota Yogyakarta,tepatnya Jl.Veteran Gg.Bekisar No.716 Q Pandeyan,ya,alamat ini tak asing bagiku,ini adalah alamat SMPku,SMPIT Abu Bakar,hari ini adalah reuni akbar SMPIT Abu Bakar,dan aku hadir beserta dengan kedua temanku,ya,Isla dan Mila.
Reuni,pastilah banyak adegan saling melepas rindu di sana,tak hanya teman-temanku yang saling melepas rindu,aku pun sama dengan mereka.Setelah adegan melepas rindu ini berakhir,dilanjutkan dengan mengobrol hangat dan bernostalgia bersama teman-teman lama.Semua temanku hadir dalam reuni ini,bahkan yang datang dari jauhpun tak mau ketinggalan untuk datang dalam acara ini.
Semua temanku sudah sukses dan berhasil meraih cita-citanya masing-masing,aku juga sudah berhasil menjadi seorang jurnalis,dan hampir seluruh negara sudah kudatangi,aku jadi teringat bahwa dulu saat aku pertama kali datang ke sekolah ini,aku menangis,tak ingin ayah pergi meninggalkanku,dan sekarang,aku sudah bisa membuat beliau bahagia,aku jadi teringat semua nasehat ibu yang selalu bisa menenangkan hatiku,dan sekarang aku sudah membuktikan bahwa aku tak membuatnya kecewa,aku juga teringat saat ayah dan ibuku selalu pusing memikirkan bagaimana aku harus kembali ke asrama,karena kami belum memiliki mobil,dan aku sekarang sudah membuktikan bahwa aku bisa membuat mereka bangga karena sekarang aku sudah memiliki sebuah pesawat dan sebuat apartement di Paris.
Masa-masa SMP sudah membuatku banyak belajar tentang arti hidup ini,tentang bagaimana aku harus menyikapi segala sesuatu,masa-masa biru putih,masa-masa awal aku menggapai kesuksesanku.
:: :: ::

blogsmpitabubakar

We are.., This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar

Leave a Reply

Select Menu