Diberdayakan oleh Blogger.

Racing

OSIS

Prestasi Siswa

Cerpen Siswa

LABEL

Artikel

» » Boarding or Family

By: Arianda Poetri Shofia Rochman

AssalamualaikumI…… Syukur Alhamdulillah turut saya haturkan kepada Allah SWT yang telah memberikan saya waktu dan kesehatan sehingga cerpen ini selesai ditulis.Terima kasih juga saya ucapkan kepada orang yang telah membuat cerpen saya berakhir sempurna. Terima kasih kepada pengalaman - pengalaman saya sebagi tema dari cerpen ini. Maaf juga saya ucapkan apabila ada kesamaan tema, nama tokoh, karakter, tempat dan sebagainya. Cerpen ini hanyalah sedikit fiksi, karena sebagian dari pengalaman saya dan karangan saya.Maaf juga jika cerpen saya kurang memuaskan di mata pembaca dan Ust. Toni Hermanto yang telah memberi tugas ini. Selamat Membaca…Wassalamualaikum……

Pikir - pikir dulu ya…!
Setelah UASBN dan Tes Penjajakan di SMPIT ABU BAKAR YOGYAKARTA. Hatiku masih ragu. Namun do’a tetap aku ucapkan kepada Allah SWT. semoga lulus SD dan diterima di SMP. SMPIT ABU BAKAR YOGYAKARTA, apakah sekolah itu yang aku idam - idamkan. Pernah terbesit rasa penyesalan di diriku, kenapa kau memilih di SMPIT bukan yang lain yang pernah ditawarkan oleh orang tuaku, tapi semua pikiran itu cepat - cepat aku hapus. Itu pilihan yang terbaik SMPIT yang terbaik. Berkali - kali bapakku bertanya kepadaku, apakah aku yakin akan keputusanku untuk melanjutkan sekolah di SMPIT. Kata beliau aku tidak boleh minta pindah setelah bapakku melakukan pembayaran agar tidak dirugikan. Namun pertanyaan bapakku dapat aku jawab dengan suara lantang. “Aku tetap akan sekolah di SMPIT.” Sebenarnya orang tuaku sudah memberiku banyak pilihan, mulai dari yang ada di Jawa Timur sampai ke Jawa Barat. Namun SMPIT tetap menjadi plihan utamaku.

-000-

Horeee…!
Tanggal kebahagiaanku adalah ketika ibu dan bapakku memberikan kejutan yang akan selalu aku kenang selamanya. Kalau tidak salah tanggal 25 Mei tepatnya setelah pemberitahuan kelulusan UASBN orang tuaku tiba-tiba mengajakku ke tempat paling indah di kotaku. Mereka memberiku hadiah sepeda yang keren banget. Tak terasa… bulir - bulir itu menetes dari mataku. Mereka melakukan hal yang sama. Hatiku selalu mengucapkan kata “Hore…!”.
Aku pun bertanya pada mereka, untuk apa mereka membawaku kesini..” Ibu dan bapak bangga denganmu, ibu dan bapak ingin kamu menjadi contoh yang baik untuk adik-adikmu” kata ibu terisak.
“Shofi..kamu diterima di SMPIT ABU BAKAR” Ucap Bapak tersenyum indah.
“Hatiku tak henti - hentinya bersyukur pada Allah SWT. “You are my best god forever. I love you so much.”
Tiba-tiba tubuhku tergoncang hebat. Gubrak. “Aduh…dasar ganggu aja, nyebelin banget” gerutuku dalam hati. Ternyata itu hanya mimpi.

-000-

Dag-dig-dug…!
Detik-detik pengumuman kelulusan UASBN seluruh anak murid di sekolahku diharapkan berkumpul di aula sekolah. Ustadz-ustadzah selalu mengatakan bahwasannya bagi yang tidak lulus jangan berkecil hati. Mereka terus membayangiku “Ya Allah selamatkan aku, Luluskanlah diriku, buatlah aku menjadi kebanggaan orang tuaku dan dapat menjadi uswatun hasanah untuk adik-adikku” Bayangan mimpiku tadi malam itu muncul lagi. Walaupun itu hanya mimpi, namun itu cukup memotivasiku untuk menjadi yang terbaik.
Tak lama kemudian, terdengar suara yang menggema di seluruh ruangan. “Anak-anakku sekalian. Inilah saat yang kalian nanti - nanti. Inilah saat yang menjadi puncak bagi belajar kalian di sekolah ini. Hasil yang kalian tunggu-tunggu telah ada di tangan ustadzah. Berdoalah selalu dalam hati kalian agar kalian lulus 100%. Ustadz-ustadzah selalu berdo’a demi kelulusan kalian.” Kata suara seseorang yang keluar dari speaker. Itu suara ustadzah Enny beliau merupakan guru favoritku waktu itu.
Nama satu persatu anak disebutkan. Sampai saat itu tak terlihat ada anak yang menangis karena tidak lulus. Tak terasa namaku akhirnya dipanggil. Aku langsung maju dan mengambil amplop yang bertuliskan namaku.
Kubuka perlahan dengan jantung yang berdegup kencang. Memporak - porandakan suasana hatiku saat ini. Kulihat di secarik kertas putih ada tulisan tebal berwarna biru.
“Lulus”

-000-

Kenyataan
Aku ngga’ boleh mimpi….! Ini benar-benar kenyataan, this is real..! Shofi sudah lulus SD aku harus segera pulang dan berteriak gembira dan juga menjadi orang “gila” selama sehari saja.
“ Tin…tinn…tinnn…!” suara klakson Honda Jazz matic yang selalu menemani ibu bekerja meminta untuk segera dibuka pagarnya . Tak seperti biasanya, aku berlari membuka pagar, aku tahu di dalam ibu kebingungan melihat tingkah lakuku yang tidak biasa.
“Shof, ada apa..? kok tumben buka pintu pagar.. biasanya ‘kan bibi yang buka..?” Tanya ibu bingung.
“Shofi lulus bu..! Shofi lulus SD…!” sahutku gembira. Ibu langsung memeluk. Itulah yang kurasakan pertama kali kehangatan dipeluk ibu. Itulah kenangan yang tak pernah aku lupakan seumur hidupku. Hal yang sangat jarang ibu lakukan untukku. Bulir-bulir hangat tak dapat kutahan…Aku menangis.
Pukul 6 malam bapakku datang dan ibu telah memasak makanan kesukaan bapak Apalagi kalau bukan nasi goreng seafood spesial ibu.
“Hmm..dari luar kayaknya bau nasi goreng favoritku. Ibu masak ya..?” Tanya bapak penasaran.
“Iya pak..Kak Shofi lulus SD jadinya ibu akan merayakannya dengan bikin nasi goreng ..” ujar nia
“Alhamdulillah..selamat ya Shof..!” kata bapak.
Malam itu kita sekeluarga tak lupa juga bibi yang selalu menemani kita, makan siang bersama di meja makan, diiringi canda tawa namun tak lupa diawali dengan do’a syukur atas kelulusanku.

-000-

Dua Bulan Berlalu
Tak sabar aku akan pergi ke Jogja. Aku harus berpikir kembali banyak yang harus aku bawa. Apakah itu semua sudah lengkap, tak ada yang ketinggalan. Hari demi hari pun kulalui dengan gugup 1 bulan, 2 minggu, 1 minggu, 6 hari, 3 hari, 1 hari, Ahh.. tak terasa besok aku akan pergi ke Jogja.
Tanggal 18 Juli, walaupun Tahun ajaran baru masih 2 hari lagi, rencananya keluargaku akan menginap di cottage di Kaliurang. Menyenangkan tapi menyedihkan.
Hari yang kunanti namun kubenci..
Hari-hari yang indah akan hilang,..
Bagaimanakah kehidupanku di Asrama..
Aku pikir Asrama itu MEMBOSANKAN..
Apakah benar..?
Baca terus ya..! ^^

-000-

Keberangkatan
“Shofi..cepetan bapakmu sudah menunggu di mobil..!” pinta ibuku tergesa-gesa.
“Ya bu..Shofi datang….!” Ujarku segera keluar rumah dan mengunci pintu.
Perjalanan jauh akan kutempuh. Tak lupa aku berdo’a pada Allah SWT agar selamat sampai tujuan.
Selama perjalanan ibu tak henti-hentinya menasehatiku untuk berhati-hati. Sepertinya beliau tak rela melepaskan anak tertuanya itu.
8 jam berlalu, tepat pukul 24.00 aku telah sampai di Kaliurang. Cottage yang telah dipesan sudah siap. Aku langsung masuk kamar menuju ke pulau kapuk.
Hwaahhh…aku menguap selebar-lebarnya. Aku sholat Subuh kemudian menghirup udara segar di luar.
Ibuku memasak mie goreng dengan hitter yang selalu beliau bawa kemana-mana.
Pukul 8 pagi kami akan pergi ke Malioboro, belanja sekaligus rekreasi. Pertama, bapakku mengajak untuk menaiki delman mengelilingi Jogja. Seru..sekali
Siangnya, kami makan di warung makan dekat Malioboro, kemudian belanja pakaian. Aku mendapat satu potong rok hitam yang aku suka. Kami pun pulang ke Cottage tertawa dengan ceria di dalamnya.
Keesokannya, aku akan mampir ke sekolah baruku. Walaupun itu belum permulaan belajar mengajar namun, kulihat kesibukan siswa-siswi. Mereka saling bergotong - royong membersihkan sekolah. Indah sekali pemandangannya.
Jadwal pertama hari ini telah usai. Kini kami keliling Jogja, entah keliling UGM atau keliling Keraton yang penting keliling Jogja. ^^
Malamnya, aku menangis sendiri.
“ Esok aku tak bisa seperti ini, tak bisa bersama keluargaku, tak mendengar canda tawa mereka, tak bisa shalat berjama’ah dengan mereka. Tapi, bagaimanapun juga mau tidak mau aku harus pergi sekolah di Jogja. Lagian kalau liburan aku ‘kan bisa pulang ke Surabaya.” Ujarku dalam hati.
Aku tak mengerti mengapa aku harus begini
Tak biasanya Shofi cengeng.
Kenapa air mata itu selalu meminta turun?
Aku tak mengerti
Bingung atas diriku
Bingung atas keadaanku
-000-
Hari itu pun tiba..!
Pukul 07.00 keluargaku akan mengantarku ke sekolah baruku. Acaranya dimulai pukul 08.00. waktuku tinggal satu jam lagi sebelum aku tiba di sekolahku.
“ Kak Shofi hati-hati ya…! Kalau tidur jangan malam-malam” Kata Rima.
“ Kalau minum jangan keseringan es !” Tambah Nia.
“Ya dik…Kakak akan berusaha..!” Sahutku.
Pukul 08.05 kami tiba di SMPIT ABU BAKAR Yogyakarta.
“Untung belum terlambat..!” ujar ibuku. Beliaulah yang sedari tadi khawatir jika aku terlambat. Segala yang membuat mobilku lambat selalu diejeknya.
“Sudah sana kumpul di masjid, Ibu dan Bapak mau ke asramamu, nurunin barang-barangmu” Ujar Ibuku.
“Ya bu…” aku segera pergi ke masjid.
Ternyata, di serambi masjid aku bertemu dengan teman yang kukenal saat tes penjajakan. Namanya Fanya, Fanya Thalita Putri. Dia anaknya imut, lucu, berkacamata, pintar pula. Itu yang kutahu saat tes penjajakan. Dulu, dia sekamar denganku, dan sekarang dia diterima.
“Hai, Shofi. Assalamu’alaikum, Kamu Nem-nya berapa?” Tanya Fanya.
“Hmm…28,25. Tidak ada bagusnya. Mungkin kamu lebih bagus” Ujarku sambil merubah raut wajah agar tak terlihat sedih.
“Idih…bagus banget, lebih bagus kamu kali…aku tuh cuma 28,20!” Ujarnya.
“Ih…siapa sih yang nanya?” Ujarku pura-pura sinis.
“Ah…kamu tuh…” Kata Fanya.
Kami pun tak bisa menahan tawa.
“Bagi siswa dan siswi SMPIT Abu Bakar yang baru diterima, diharapkan menuju kedalam masjid sekarang juga”
Suara itu terdengar menggema dari dalam masjid. Aku tak tahu siapa yang bicara namun aku dan Fanya segera masuk ke dalam masjid sambil berlari-lari kecil.
Di dalam masjid kami diberi pengarahan tentang visi dan misi SMPIT ABU BAKAR. Seorang anak remaja laki-laki dengan perawakan bijaksana namun lucu. Kalau tidak salah namanya Fari’ Rizal Nibras, dia adalah ketua OSIS periode 2007-2008.
Tak berapa lama kami diperbolehkan keluar masjid. Aku pun langsung menuju ke Asrama. Setibanya di Asrama kulihat barang-barangku yang dibungkus kardus-kardus bekas – agar lebih efisien - . Ibu dan adik-adikku sedang berbicara dengan Pembina Asrama. Kulihat Pembina Asramaku sudah setengah baya, namun raut wajahnya ramah namun tegas. Namanya Rahayu Puji Lestari. Aku pun dibantu adik-adik membereskan barang-barang, ku letakkan ke dalam lemari dan kami shalat dzuhur di aula asrama.
Lalu ibu berpamitan . Aku ingin sekali menangis namun aku tak ingin menangis. Diriku tak membiarkan air mata itu jatuh. Aku telah memilih untuk sekolah di Jogja bukan untuk menangis. Aku pun mencium pipi dan kening adik-adikku, ciuman penuh kasih saying yang jarang sekali ku berikan pada mereka.
Di depan pagar tangan ibu menyentuh kepalaku, beliau mencium keningku. Kali ini aku tak bisa membiarkan diriku memaksaku untuk tidak menangis. Tak dapat kulukiskan betapa bahagianya diriku saat itu. Ciuman yang aku inginkan sejak dahulu. Ciuman kasih sayang dari ibuku.

-000-

Asrama Baruku…
Asrama yang indah dengan halaman yang luas dipenuhi oleh pohon mangga. Asrama yang memiliki 3 kamar dan dihuni oleh 11 anak dan 1 pembina asrama beserta 4 anak-anaknya dan seorang suami yang merupakan kepala sekolahku saat itu.
Kamarmu merupakan kamar bernomor urut 3 memiliki sebuah lemari dan 2 buah ranjang susun. Penghuninya ada 4 orang, aku berkenalan dengan 3 orang yang sebaya dengan ku.
“Hmm..namaku Shofi, kalian siapa?”
“Aku Faizah Akifah Azizah, panggilannya Ifah!” jawab seorang anak yang memiliki wajah yang imut, berkulit putih dengan ramah.
“Aku Basimah Sausan Shalihah, panggilannya Imah, aku dari Banten” Ujar anak yang memiliki wajah seperti orang cina bermata sipit, kulit putih dan tinggi itu.
“Kalau aku bernama Inayah Rafiah, panggilanku Ina, aku dari Jombang.” Jawab anak yang berwajah cantik dan bijaksana.
“Kamu dari mana?” Tanya Ifah kepadaku.
“Aku dari Surabaya.” Jawabku
Ternyata mereka ramah dan baik. Mereka telah membuat aku lupa akan kesedihanku. Kami pun beres-beres kamar dengan canda tawa.


-000-
Hari Pertama di Sekolah
Hari pertamaku bersekolah di SMPIT ABU BAKAR. Aku dan teman-teman yang berjumlah 10 orang itu namun aku baru kenal 3 orang. Wajah mereka lumayan familiar karena kami bertemu ketika Tes Penjajakan namun kami tak sempat berkenalan.
Untung aku bangun sebelum Shubuh dan bergegas mandi. Shalat Shubuh yang dipimpin oleh Ustadzah Yayuk disertai dzikir Al-Ma’tsurat sehabis shalat membuatku semakin yakin untuk sekolah di sini. Dan kini aku akan bersarapan dengan teman-teman.
Kami berangkat bersama, setibanya di sekolah kami diminta berkumpul di Masjid. Kata Kak Rizal kami akan menjalani MOS (Masa Orientasi Siswa) atau PeTa (Pekan Ta’aruf) selama satu minggu. Kami diwajibkan memakai atribut peserta MOS dengan lengkap. Bagi anak putra memakai topeng dari kertas koran, sarung, dan Co Card. Bagi anak putri memakai tas plastik, topi dari koran, dan Co Card.


-000-

MOS (Masa Orientasi Siswa)
Satu yang akan kulewati dengan penuh teka-teki, game (permainan), dsb. Kami dibagi menjadi beberapa kelompok, kalau yang putra dengan nama Negara, kalau yang putri menggunakan nama planet. Aku dapat kelompok Uranus. Teman-teman dalam kelompokku ada Rana, Icha, Lola, Ifa dan Nurul. Kakak pembimbingnya yaitu Kak Muthi’.
Pulang sekolah pukul 14.00, aku langsung berselonjor, merebahkan tubuh di atas kasur. Teman-teman yang lainnya kebanyakan melakukan hal yang sama, mengusap peluh di wajah, melepas kerudung dan kaos kaki.
Keesokan harinya aku pergi ke sekolah dijemput oleh Fanya. Kami berdua pergi ke sekolah sambil bertukar cerita tentang MOS. Fanya mendapat kelompok Neptunus.
Kami latihan baris – berbaris di lapangan sekolah. Pemimpin pleton adalah ketua kelompok dan yang mengajari kami adalah kakak pembimbing. Ketua kelompokku adalah Rana. Dia adalah orang yang supel, tegas, dan pintar.
“ Seluruhnya…Siap..Grak..!” seru Rana tegas.
Kami pun mematuhi aba - abanya. Kami berlatih baris - berbaris dari pukul 15.00 hingga 17.00. Sebelumnya kami menghafalkan do’a-do’a shalat beserta artinya dan Al-ma’tsurat. Itulah syarat-syarat agar lulus MOS kali ini.
Kali ini permainan MOS adalah kami diminta untuk menutup mata dengan slayer di suatu tempat dengan isyarat pukulan pundak kami berjalan seperti kereta. Aku bingung namun syukur Alhamdulillah kelompokku dapat menyelesaikan dengan baik. Namun permainan belum cukup sampai di sini. Kami di haruskan mencari beberapa kertas yang bertuliskan nama kelompok kami. Kelompokku agak kesusahan mencari kertas-kertas itu namun akhirnya selesai juga…!
Keesokan harinya kami mendapat pengarahan tentang kebersihan lingkungan dari Ustadzah Tia. Tiba - tiba beliau mengajak kita untuk ke Asrama masing-masing. Yap..Asrama kami akan diperiksa kebersihannya.
“Adduh...kasurku hancur, bajuku belum kugantung…..gimana nih..?” aku terhanyut dengan kata-kata di dalam hatiku.
Akhirnya, tibalah saatnya Asramaku di periksa. Kamarku mendapat banyak sekali omelan-omelan yang bertubi-tubi. Namun, aku yakin itu akan membuat perubahan besar dalam hidupku.
Kami pun diperbolehkan kembali ke sekolah. Aku menuju kelas dan mulai menghafal do’a-do’a shalat. Teman sebangkuku waktu itu adalah Salsabila Nadhifah panggilannya Salsabila, dia anak fullday.
Pulang sekolah aku langsung mengantri mandi dan mencuci baju. Namun tetap saja jadwalku mencuci baju itu malam. Huft…
Seusai Shalat Maghrib, aku dan teman-temanku melangsungkan ritual Al-Ma’tsurat. Kemudian kami makan malam dan Shalat Isya’ lalu tahfidz.
Tak terasa hari - hari kulewati tanpa ada kesedihan. Itu berkat teman-temanku yang selalu menghilangkan kesedihan itu. Aku sangat bersyukur memiliki teman-teman seperti mereka.
Nanti malam akan ada acara “Jurit Malam” pukul 23.00 kami diharapkan sudah berkumpul di sekolah. Adduh aku takut, jantungku berdegup kencang dan tanganku tiba - tiba dingin.
“Hi Shof...Assalamualaikum...” Sapa Fanya.
“Hi Nya...Walaikum salam…” Sahutku
“Gimana...Takut ngga’?”
“Lumayan sih...”
Aku tak sabar menanti acara ini selesai. Huh.. Bagaimanapun aku harus berani.
Pukul 24.00, pukul 01.00, pukul 02.00 aku terus melirik jam tangan Puma yang menempel di tanganku. Rana memimpin kelompokku dengan berani, tegas dan sabar. Karena Rana aku jadi lebih berani. Rana selalu memotivasi kami.
Kurang lebih pukul 03.00 kami dikumpulkan di suatu tanah lapang dengan mata tertutup. Selalu ada yang menggangguku dari sisi kanan ataupun kiri. Bibirku tak henti - hentinya komat - kamit melafadzkan kalimat thoyyibah. Suhu tubuhku menurun begitu pula yang terjadi di lingkunganku suhunya juga menurun. Aku menggigil dahsyat, Ya Allah tolong aku..! Untungnya kakak kelas yang baik hati menolongku. Mereka segera membawaku ke ruangan yang lebih hangat. Aku pun tertidur.
Pukul 04.30 aku terbangun…teman-teman berlarian dengan mata sembab. Apa yang terjadi? Aku tak peduli yang penting sekarang acara jurit malamnya telah usai.

-000-

MOS Berakhir, Sekolah pun Dimulai
Jurit Malam merupakan puncak MOS. Kini aku terdiam di dalam kelas berharap ada yang hadir dan enggan duduk di sampingku. Aku menjadi siswi kelas VII-C
Sesosok anak perempuan menghampiriku, meminta izin kepadaku agar ia diperbolehkan duduk di sampingku.
“Hi..Assalamualaikum..Aku boleh ngga’ duduk disini?” Tanyanya
“W aalaikum salam..boleh..bangkunya kosong kok..!” Jawabku.
“Ngomong - ngomong namamu siapa?”
“Aku Shofi, kalau kamu?”
“Aku Hana..”
Akhirnya Hana menjadi teman sebangkuku saat itu.
“Anak-anak saya adalah wali kelas kalian, nama saya Rury Kurniawati. Kalian panggil saya Ustadzah Rury” kata seorang wanita separuh baya yang berwajah wibawa.
Kami mendengarkan perkataan ustadzah Rury dengan seksama. Namun, beberapa dari kami asyik ngobrol sendiri. Inilah suasana kelas pertama kali yang kurasakan.
Akhirnya aku pulang, tidak ada pelajaran, yang ada hanyalah saling mengenal satu sama lain. Aku pulang dengan teman-teman seasramaku. Oh..ya.. aku lupa, aku belum mengenalkan teman-teman seasramaku ada Ifah, Ina, Imah – mereka yang pernah ku kenalkan dulu - ada juga Bunga, Indah, Icha’, Aisyah, Ifa, Ani dan Nisa.
Teman-teman seasramaku orangnya baik semua. Setiap orang memiliki karakter yang berbeda. Itulah yang membuatku tak pernah jenuh berada di Asrama. Mereka merupakan teman seperjuanganku, kami menanggung semua masalah bersama - sama. Itulah teman - temanku.

-000-

Pengalaman Pertama Belanja
Aduh deterjen habis, susu sekarat, shampoo tinggal sedikit, gimana nih, aku bingung, aku harus belanja. Tapi, dimana? Swalayan apa? Bagaimana? Pertanyaan - pertanyaan itu membuncah di pikiranku. Akhirnya aku membuat daftar belanja dan mengambil uang dari Ustadzah Yayuk, kemudian hari Minggu aku pergi ke Swalayan terdekat yang kutahu dari teman-teman di Asrama.
Awalnya aku bingung, Aku sering melihat ibu belanja. Beliau selalu membawa daftar belanja dan memilih barang - barang yang sekiranya murah dan bagus. Aku tak tahu dimana yang murah atau yang bagus, aku cuma asal ngambil sesuai yang kubutuhkan tanpa melihat harganya. Setelah semua telah kuambil aku bawa ke kasir dan wow… pengeluaranku banyak sekali. Namun, syukur itu tak melebihi uang yang kubawa saat itu.
Aku kembali ke Asrama dengan membawa barang belanja yang banyak dan berat itu. Aku jalan kaki dari Asrama ke Swalayan itu karena jarak antara Asrama dan Swalayan tak jauh. Namun, jika itu dilalui dengan membawa barang yang berat pasti terasa jauh.

-000-

Akhirnya
Hari demi hari, Minggu demi Minggu, Bulan demi Bulan kulalui, tak terasa hari yang kunantikan tiba. Hari libur selama 2 minggu itu. Hari dimana umat muslim merayakan Idul Fitri bersama keluarga.
Sebelumnya Aku diwajibkan mengaji dan mengkhatamkan minimal sekali. Aku dan teman - teman diberi waktu 2 minggu untuk mengkhatamkan Al-Qur’an. Setiap hari selalu dipenuhi dengan mengaji. Akhirnya aku dapat mengkhatamkan Al-Q ur’an. Alhamdulillah .
Tak terasa besok aku dan teman-teman sudah diperbolehkan pulang ke rumah. Rencananya aku akan pulang bersama kakak kelasku naik bus. Aku tak terlalu berfikir repotnya syarat - syarat kepulangan atau segala hal yang bersangkutan dengan pulang, yang penting aku bisa pulang.
Aku pulang dari sekolah pukul 12.00 aku segera siap - siap dan bergegas menemui kakak kelas. Kami pun berangkat ke Terminal menggunakan Taksi dan segera mencari letak Bus Patas. Setelah menemukan letak Bus Patas, kami mencari posisi duduk dan menunggu bus berangkat.
Akhirnya bus berangkat dan aku menunggu. Aku berharap segera tiba di Surabaya. Aku ingin segera memeluk keluargaku. Klaten, Solo, Sragen, Ngawi telah dilewati bus. Sekarang kami makan di sebuah depot yang bekerja sama dengan bus. Aku dan kakak - kakak kelas sedang berpuasa akhirnya makanan yang kami pesan dibungkus dan dipakai untuk berbuka di dalam bus.
Bus melanjutkan perjalanannya. Melewati Madiun, Nganjuk, Jombang, Mojokerto dan Surabaya. Akhirnya bus tiba di Terminal Purabaya. Aku bergegas turun dan mencari orang tuaku yang menjemputku di Terminal. Aku menemukan mereka. Aku pun memeluk mereka.
Tak pernah kurasakan kerinduan yang membuncah seperti ini. Biasanya, jika ada mereka aku hanya menganggap mereka remeh. Aku menganggap kalau orang tuaku dan adik - adikku biasa saja. Namu sekarang aku mengerti akan arti kehadiran mereka. Mereka hadir untuk menemaniku seumur hidupku. Mereka yang selalu menyayangiku walaupun tak mereka tunjukkan. Kasih sayang yang selalu hadir di tengah-tengah kehidupanku.
Tak banyak kata yang kuucapkan. Kini dapat aku rasakan akan manfaat hidup di Asrama. Membuatku semakin sayang, cinta dan suka terhadap keluargaku. Aku bahagia hidup di Asrama dan di Keluarga.
I LOVE MY LIFE
-THE END-

Catatan:

Kenalan Dulu yuk..!

Aku adalah seorang gadis berumur 12 tahun, aku berasal dari kota pahlawan yaitu Surabaya. Hmm… namaku Arianda Poetri Shofia Rochman. Orang-orang terdekatku sering memanggilku Shofi.Aku merupakan anak pertama dari 5 bersaudara. Adikku yang pertama adalah Fatimatus Tsania Rochman. Dia sedang duduk di bangku Sekolah Dasar kelas 6 di Surabaya. Tubuhnya yang kurus kecil serta kulitnya yang berwarna gelap membuatnya menjadi anak paling imut di keluargaku.Adikku yang kedua, Mukrima Rufaidah Rochman. Anak kecil yang suka sekali dengan warna Pink ini selalu menjadi monster di keluargaku. So… Hati-hati ya..! Kalau kamu telah berhasil membuatnya marah Aku bisa jamin ruangan kamu bisa disulapnya menjadi layaknya kapal pecah. ; )Ini dia jagoan kecil satu-satunya yang dimiliki keluargaku namanya Muhammad Yusuf Rochman. Dia adalah anak laki-laki satu-satunya yang dimiliki keluargaku sekarang. Dia bisa dibilang paling “cantik” karena bulu matanya yang lentiknya the first di keluargaku. He..he..he.. aneh ya, laki-laki sendiri kok paling cantik? Adikku yang terakhir, namanya Irbah Ashila Rochman. Dia masih bayi umurnya sekarang - saat aku membuat cerpen ini - 10 bulan. Hobbinya apalagi kalau bukan ngompol, nangis, minum susu, dan kawan-kawan. ^^By The Way kamu nyadar ngga’ kalau akhir dari namaku dan nama adik-adikku adalah Rochman. Yap.. Tidak lain dan tidak bukan itu diambil dari nama orang yang sangat berpengaruh dalam hidupku. Siapa lagi kalau bukan bapakku namanya Zainur Rochman. Beliau sekarang bekerja di pabrik ikan yaitu …..- tidak perlu disebutkan – dan menduduki di bagian – tidak perlu disebutkan juga- ^^. Beliau berhasil menjalin hubungan baik dengan ibuku tercinta Vitri Ariyani. Dah dulu ya kenalan sama keluargaku..! Kalau mau tahu lebih lanjut tentangku dan keluargaku silahkan hubungi beeepp…- rahasia

blogsmpitabubakar

We are.., This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar

Leave a Reply

Select Menu