Diberdayakan oleh Blogger.

Racing

OSIS

Prestasi Siswa

Cerpen Siswa

LABEL

Artikel

» » Namaku Yusuf Rabbani

By: Yusuf Rabbani

Namaku Yusuf Rabbani. Aku kelas VII. Aku berumur 13 tahun. Aku mau menceritakan ceritaku. Ceritaku berawal darisini. Pada suatu pagi……. Ku awali hariku dengan semngat matahari di ufuk timur. Kubuka jendela mata dengan ceria tiada tara. Kuguyur diriku dengan air sedingin kutub utara. Kusempurnakan dengan sembahyang tuk mencari ridho dan pertolongan Allah untuk masa depan. Kuhiasi diri ini dengan seragam lengkap. Aku minta doa restu ibu bapakku untuk menuntut ilmu. Kuambil sepeda kayuhku dan mulai kukayuh sepedaku dengan penuh harapan. Harapan dapat selamat hingga di sekolah. Kutiba di sekolah, kuparkirkan sepedaku di samping sekolah. Kunaiki anak tangga dengan pasti. Tapi ketika aku memasuki kelasku, aku tercengang ternyata aku orang pertama di kelas itu. Seperti biasa kutaruh tasku di salah satu kursi kelasku. Untuk mengisi waktu luang aku keluar kelas dan melihat-lihat pemandangan di sekeliling sekolah dari serambi depan kelasku. Ku lihat hiruk-pikuk orang-orang dengan aktivitasnya masing-masing. Lama kelamaan aku jenuh dengan aktivitasku ini yang hanya termenung melihat sekeliling sekolahku. Kihilangkan kebosananku dengan mencari aktiviotas lainnya, melihat-lihat laci. Mungkin saja ada sesuatu yang bisa kugunakan. Dan ternyata aku menemukan sebuah pensil. Tapi ada yang menarik dari pensil ini, bagian dalam pensil itu berwarna hitam tetapi ujung pensilnya berwarna jingga namun ketika kugoreskan warnanya tetap hitam.
Kuterkejut mendengar suara kaki melangkah mendekati kelasku. Ternyata dia adalah temanku yang sudah datang untuk belajar di kelas. Buru-buru pensil unik itu aku masukkan dalam tas.

Sejenak aku berlagak seperti tidak terjadi apapun, tidak menemukan pensil itu. Ketika bel tanda masuk berbunyi, semua khidmat dalam doa untuk mengawali pembelajaran hari ini. Dan kami semua mengikuti pelajaran seperti biasanya.
Setelah proses belajar mengajar di sekolah telah usai. Dengan sigap kuturni tangga sekolah menuju tempat di mana sepedaku tadi kuparkirkan. Dan mulai kukayuh sepeda menuju rumah. Terus kukayuh sepeda Polygon itu melewati kemacetan kota, hingga jalan pedesaan yang lengang tapi keadaan jalannya bagiku cukup memprihatinkan, banyak lubang di jalan yang membuatku harus berhati-hati. Tapi akhirnya aku bisa sampai juga di rumahku. Sesampainya di rumah aku segera memasukkan sepedaku ke garasi dan tak lupa mengucap salam pada ibuku yang saat itu ada di rumah, tanda hormat. Setelah itu cepat-cepat aku masuk kamar dan mengeluarkan pensil unik yang tadi pagi kutemukan.
Kumulai dengan mencoba menggambar benda yang sederhana, kubus, tiba-tiba sesuatu terjadi kubus yang tadi kugambar muncul menjadi nyata. Aku masih tidak percaya maka kucoba lagi menggambar benda lainnya dan lagi-lagi hal yang sama terjadi. “Pensil ajaib”, gumamku dalam hati. Lalu sebelum aku keluar kamar aku simpan terlebih dahulu pensil itu di tempat yang sekiranya aman, tidak ada orang yang tahu.
Setelah itu, aku bermain seperti biasa. Bermain dengan teman, bermain bola, maen ke sawah, memanjat pohon, dan bermain yang seru-serulah. Aku bermain hingga sore hari. Lalu aku pulang dan mandi. Dan mempersiapkan untuk sholat Maghrib.
DI malam hari, aku belajar seperti biasa dengan sesekali mencoba pensl yang kutemukan itu. Setelah selesai belajar aku sudah merasa mengantuk. Aku memutuskan untuk segera tidur agar esok hari tidak bangun kesiangan dan masuk sekolah pagi-pagi. Sebelum tidur, aku tidak lupa untuk berdo’a dan semoga mimpi indah.
Di pagi hari, aku bangun cukup pagi, jadi masih bisa melakukan sesuatu. Ku awali dengan mandi lalu sholat, dan mempersiapkan untuk sekolah nanti, dari menyiapkan tas hingga buku pelajaran yang akan ku bawa. Setelah itu sarpan pagi, lalu aku berpamitan dengan ibu bapakku. Sekarang aku diantar oleh kakakku yang sejalan dengan aku.
Sampai di sekolah, aku bertemu dengan teman-temanku. Kami memasuki kelas dengan bersama-sama. Di kelas aku ngobrol dengan temanku sambil menunggu bel tanda masuk berbunyi.
Saat bel tanda masuk berbunyi, aku langsung mengeluarkan buku pelajaran yang akan dipelajari pada jam pertama ini. Aku belajar dengan serius dengan sesekali bergurau dengan teman sebelahku. Pada waktu istirahat tiba, aku bermain dengan temanku, ngobrol, bergurau, dan yang seru-serulah. Dan begitulah seterusnnya, aku tidak berbedadengan yang lain.
Setelah waktu pulang, aku di jemput lebih cepat dari biasanya. Ya, cukup untuk main di rumah. Setelah dijemput, aku langsung naik motor, berpegangan di besi belakang jok motor sambil sesekali berkhayal saat di rumah nanti. Sesampainya aku di rumah, aku beraktivitas selakyaknya anak lainnya. Setelah sholat dhuhur, aku minta izin pada ibuku unntuk bermain di luar rumah. Izin sudah didapat dan aku langsung beranjak dari rumahku menuju rumah tetanggaku untuk mengajaknya bermain. Kebetulan dia sudah pulang dari sekolahnya juga.
Aku bermain bersamanya cukup lama. Sampai akhirnya ide terbersit di benakku untuk menghilangkan kebosanan setelah sekian banyak permainan yang kita coba, membuat ketapel. Lalu kita langsung pergi untuk mencari cabang yang cocok untuk kita jadikan bahan utama ketapel itu. Aku cari kesana kemari di antara pepohonan, dari pohon satu ke pohon lainnya. Hamper saja aku putus asa mencarinya, tapi akhirnya aku menemukan cabang yang cukup bagus, berukuran sedang dan kuat. Sesuai untuk dijadikan ketapel. Sekarang aku harus memotong cabang itu, aku meminjam gergaji milik tetanggaku. Dan mulai kupotong dengan hati-hati, takut melukai tanganku. Setelah selesai kupotong dan temanku juga sudah selesai, tinggal aku haluskan permukaan cabang itu dengan pecahan kaca. Aku gosok-gosokkan pada kayu itu. Hingga kayu berwarna putih halus.
Setelah cabang halus, aku membuat tempat tali di kedua ujung atas cabang tersebut. Aku membuatnya dengan pisau yang tajam. Setelah jadi, ku beri karet pentil dan ku tali di ujung yang telah ku buat dengan pisau tadi. Terakhir tinggal aku beri kulit untuk tempat peluru. Tapi masalahnya, untuk mendapatkan kulit yang dimaksud itu cukup sulit. Sebab tempat untuk mendapatkan kulit itu adanya di desa lain dan belum tentu ada, berarti aku dan temanku harus keluar desa maka aku putuskan untuk mencarinya esok hari karena hari sudah sore.
Untung saja besok adalah hari Minggu, jadi aku bisa mecari kulit itu sejak pagi. Pada malam harinya aku menonton film di TV, aku sangat menikmati malam itu hingga tidak terasa jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Aku pun disuruh tidur oleh ibuku, dengan segera aku cuci kaki dan tangan sebelum tidur. Dan malam itu pun aku lewati dengan tidur nyenyak.
Esok harinya setelah sholat subuh dan bersiap untuk meneruskan pencarian kulit ke desa lain. Aku minta izin pada ibu. Ibu memperbolehkan dan aku segera menuju ke rumah temanku kemarin dengan sepeda. Dia pun telah bersiap untuk pergi maka berangkatlah kita menuju tetangga desaku dengan sepeda kita masing-masing. Kita bersepeda sambil seskali bergurau dan tertawa. Di perjalanan aku melihat pemandangan disebelahku, sangat indah. Sawah hijau dan kuning berjajar luas dengan bingkai pegunungan yang panjang membentang di ujung sawah yang entah berakhir di mana. Dan juga ada para petani yang beraktivitas di sawah berharap padinya dapat panen tahun ini. Sesampainya kami di desa itu, kami sempat beristirahat untuk meregangkan otot-otot setelah beberapa lama mengayuh sepeda. Dan memang jarak desa itu dengan desaku cukup jauh.
Setelah rasa lelah kami cukup berkurang kami lanjutkan untuk mencari kulit itu. Kami cari orang yang menjual kulit kesana kemari. Dan kami temukan tukang itu, ku datangi tukang itu. Tapi ternyata kulit yang kami cari itu sudah habis terjual. Jadi kami harus mencari penjual kulit yang lain. Ku cari-cari dan ketemu, tapi tapi kulit itu juga sudah habis. Kejadian itu berulang hingga tiga kali. Aku putuskan untuk mencari sekali lagi. Dan akhirnya kami menemukannya. Setelah bertanya-tanya, aku dan temanku mendapatkan kulit itu, untung pas dua. Setelah dapat kami langsung pulang ke desa kita. Sampai di desa aku dan temanku langsung mengambil ketapel kami masing-masing. Sesudah mengambilnya kami memasang dengan hati-hati. Setelah ketapel itu jadi, aku coba-coba dan Alhamdulillah kami berhasil membuat ketapel. Kami senang sekali karena kami sudah berusaha mencari hingga keluar desa dan tidak sia-sia. Rasanya puas sekali.
Hari itu masih siang, setelah sholat dhuhur berjamaah di masjid, kita melanjutkan bermain dengan ketapel baruku. Kita memanjat pohon , saat di atas pohon kami merasakn angin berhembus sepoi-sepoi, rasanya ingin tidur-tiduran di atas pohon. Tapi kalau aku tidur-tiduran di atas pohon beresiko akan jatuh. Jadi kami ingin membuat rumah pohon di tempat itu.
Sebelum melaksanakan rencana kami, kami mencari teman lagi untuk membantu membuat rumah pohon. Kami datangi satu per satu rumah temanku. Dirasa teman-teman sudah terkumpul, kami mulai mebuat rumah pohon. Pertama kami mencari kayu bekas yang masih kuat dan ukurannya cukup besar. Aku menyiakan paku dan palu. Semua berusaha mencari dan setelah beberapa lama menyebar untuk mencari kayu, kami pun berkumpul lagi di tempat pertama berkumpul tadi. Setelah kayu-kayu dikumpulkan, kami mulai menyeleksi satu per satu kayu yang akan kami gunakan untuk dasar dari rumah pohon. Kami mengambil kayu yang kuat yang dapat menahan berat badan kami jika kami nanti duduk di atasnya. Ini penting dilakukan karena sangat berbahaya jika kami memakai kayu yang rapuh, bisa-bisa kami terjatuh dari atas pohon. Setelah kami mendapatkan kayu-kayu pilihan dan jumlahnya cukup, kami mulai membagi tugas. Ada yang membeli paku yang besar, ada yang meminjam palu agar pekerjaan cepat selesai, ada yang mencari cabang terkuat untuk dijadikan penopang dasar rumah pohon kami dan ada juga yang memanggil orang dewasa untuk membantu memasang kayu di atas pohon. Karena kami sadar kami masih kecil, belum diperbolehkan untuk melakukan hal berbahaya seperti memasang kayu di atas pohon sendirian tanpa bantuan orang dewasa.

blogsmpitabubakar

We are.., This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar

Leave a Reply

Select Menu